Laman

Sabtu, 05 November 2022

SYARAH HIKAM HIKMAH KE-219 : Hanya Bersama Allah swt

 Kitab Hikam Hikmah 219

٢١٩ـ لا تَطْلُبَنَّ بَقَاءَ الوَارِداتِ بَعْدَ أَنْ بَسَطَتْ أَنْوَارَهَا وَأَوْدَعَتْ أَسْرَارَهَا ، فَلَكَ فِي اللهِ غِنىً عَنْ كُلِّ شَيْءٍ ، وَلَيْسَ يُغْنِيكَ عَنْهُ شَيْءٌ. تَطَلُّعُكَ إِلَى بَقَاءِ غَيْرِهِ دَلِيْلٌ عَلَى عَدَمِ وِجْدَانِكَ لَهُ وَاسْتِيَحاشُك بِفِقْدَانِ مَا سِوَاهُ دَلِيلٌ عَلَى عَدَمِ وُصْلَتِكَ بِهِ

219- Janganlah kamu menuntut langgengnya warid setelah terbentang cahaya – cahayanya dan minggalkan rahasia – rahasianya, Cukuplah Allah untukmu (sehingga kamu) tidak membutuhkan segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan kebutuhanmu kepada Allah. Keinginanmu kepada kekalnya sesuatu selain Allah menunjukan kamu belum menemukan-Nya dan Kegelisanmu karena kehilangan sesuatu selain-Nya menjadi tanda kamu belum sampai kepada-Nya.

 

Mencari sesuatu berarti mencintai sesuatu tersebut, mencintai sesuatu berarti mengabdi kepada sesuatu tersebut, dan Allah swt tidak suka kepada hamba yang mengabdi kepada selain-Nya. Oleh karena itu janganlah kamu mencari warid, ahwal, maqam, atau karomah ketika kamu mengabdi kepada Allah swt.

Ketika Allah swt telah memberikan warid ilahiyyah kepada kita, dan warid ilahiyyah tersebut telah berbuah, kemudian warid tersebut pergi dari kita maka janganlah kita mencari – carinya kembali karena kita hanya perlu Allah swt saja, tidak perlu selain-Nya, dan tidak ada yang bisa menggantikan kebutuhan kita kepada Allah swt.

Contoh buah dari warid ilahiyyah adalah hilangnya perkara  perkara buruk dari dalam hati kita dan tumbuhnya perkara – perkara baik dari dalam diri kita.

Keinginanmu kepada kekalnya sesuatu selain Allah menunjukan kamu belum menemukan-Nya (تَطَلُّعُكَ إِلَى بَقَاءِ غَيْرِهِ دَلِيْلٌ عَلَى عَدَمِ وِجْدَانِكَ لَهُ), sesuatu selain Allah swt misalnya adalah warid, ahwal, maqam, karomah, dan lainnya.

Setiap orang yang butuh kepaa selain Allah maka dia bukan arif billah (orang yang tahu Allah) (كُلُّ مَنْ يَفْتَقِرُّ لِغَيْرِ اللهِ فَلَيْسَ بِعَارِفِ اللهِ).

Seandainya seseorang di beri karomah seperti mukasyafah, bisa melihat barang ghaib, atau bisa terbang ke Makkah dalam sekejap dan sejenisnya, tiba – tiba keramat tersebut hilang maka yang harus di lakukan adalah jangan mencari kembali keramat – keramat tersebut karena walau bagaimanapun keramat cumalah keramat, yang penting kita sudah bersama Allah dan tidak ada yang bisa menggantikan kebutuhan kita kepada Allah swt. (Gus Baha)

لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ (الحديد:٢٣)ـ

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid: 23)

Sumber

1.       Ibnu `Abad (غيث المواهب العلية) hlm. 262-263.

2.       Ibnu `Ajibah (إيقاظ الهِمَم) Bab 23.8. Hlm.422-424.

3.       Syarqawi (المنح القدسية) Hikmah 219, hlm. 257

4.       Syarnubi (شرح الحكم العطائية) Hikmah 221-222. Hlm 146.

5.      Terjemah A. Sunarto Hikmah 98. Hlm. 299-300.

6.       Terjemah Syarnubi : Hikmah 213. Hlm. 814.

7.       Terjemah Salim B. : Hikmah 233. Hlm.165-166. pdf. 85-86

8.      Gus Baha https://www.youtube.com/watch?v=2EZdgRZIFLY  [21:16 – 47:00]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar