Laman

Minggu, 08 Mei 2022

Jam`ul Jawaami` 410 Orang beriman akan saling memaafkan

 

 

٤١٠ـ ــاتَّقُوا الله وأصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ فإِنَّ الله تَعَالَى يُصْلِحُ بَيْنَ المُؤمِنِينَ يَومَ القيامَةِ (ع ك) عَن أنس (صح)ـ

          410- Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat. (HR. Abu Ya`la dan Hakim dari Anas. SHAHIH)[1]      

Sesungguhnya Allah swt mencintai perdamaian, oleh karena itu berdamailah kalian. Pada hari kiamat, Allah swt akan mendamaikan antara orang - orang beriman yang berselisih dengan cari memberi balasan yang lebih baik.

          Diriwayatkan secara marfu sebuah hadits dari Ibnu Murdawiyah dari Anas:

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: يَاأَهلَ التَّوْحِيد، إِنَّ اللهَ قَدْ عَفَا عَنْكُمْ، فَلْيَعفُ بَعْضُكُمْ عَنْ بَعْضٍ، وَ عَلَى اللهِ الثَّوَابُ

Apabila hari kiamat terjadi maka seorang pemanggil memanggil-manggil (membuat pengumuman): Wahai ahli tauhid, sesungguhnya Allah benar – benar telah mengampuni kalian, oleh karena itu maka kalian harus saling memaafkan, sebagian kalian memaafkan sebagian lainnya, dan Allah akan memberi balasannya.[2]

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Suarat Al-Anfal ayat 1 menuliskan sebuah hadits  berikut:

بَيْنا رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جالسٌ، إذ رأَيناهُ ضحِكَ حتَّى بدَتْ ثَناياهُ، فقال له عُمَرُ رضِيَ اللهُ عنه: ما أضْحَكَك يا رسولَ اللهِ بأبي أنت وأُمِّي؟ فقال: رجُلانِ جَثَيَا مِن أُمَّتي بين يدَيْ ربِّ العزَّةِ تبارَكَ وتعالى، فقال أحدُهما: يا ربِّ، خُذْ لي مَظْلَمتي مِن أخي، قال اللهُ عَزَّ وجَلَّ: أعْطِ أخاك مَظْلَمتَه، قال: يا ربِّ، لم يَبْقَ لي مِن حَسناتِه شَيءٌ، قال اللهُ تبارَكَ وتعالى للطَّالبِ: كيف تصنَعُ بأخيك ولم يَبْقَ مِن حَسناتِه شَيءٌ؟ قال: يا ربِّ، فلْيحمِلْ عنِّي مِن أوْزارِي. قال: وفاضَتْ عَيْنا رسولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بالبُكاءِ، ثمَّ قال: إنَّ ذلك لَيومٌ عظيمٌ؛ يومٌ يَحتاجُ النَّاسُ فيه إلى أنْ يُحْمَلَ عنهم أوزارُهم. فقال اللهُ تعالى للطَّالبِ: ارفَعْ بصَرَك، فانظُرْ في الجِنانِ، فرفَعَ رأْسَه، فقال: يا رَبِّ، أرى مدائنَ مِن فِضَّةٍ وقُصورًا مِن ذَهبٍ، مُكلَّلةً باللُّؤلؤِ، فيقولُ: لأيِّ نَبِيٍّ هذا؟! لأيِّ صِدِّيقٍ هذا؟! لأيِّ شَهيدٍ هذا؟! قال: هذا لمَن أعْطى الثَّمنَ، قال: يا ربِّ، ومَن يَملِكُ ذلك؟ قال: أنت تَملِكُه، قال: بماذا يا ربِّ؟ قال: تَعْفو عن أخيكَ، قال: يا ربِّ إنِّي قد عَفَوتُ عنه، قال اللهُ تعالى: خُذْ بيَدِ أخيكَ، فأدخِلْه الجنَّةَ. ثمَّ قال رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عند ذلك: فاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم؛ فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ. (الراوي : أنس بن مالك | المحدث : البوصيري | المصدر : إتحاف الخيرة المهرة الصفحة أو الرقم : 8/203 | خلاصة حكم المحدث : سنده ضعيف)ـ

            Suatu saat Rasulullah saw sedang duduk, tiba – tiba kami melihat beliau tertawa hingga terlihat dua gigi beliau. Kemudian Umar rdh bertanya: “Apa yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah, demi ayah dan ibumu?” Beliau menjawab: “Dua orang laki – laki dari umatku sedang berlutut dihadapan Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pemberi Berkah dan Maha Tinggi, kemudian salah seorang dari keduanya berkata: “Wahai Tuhanku, ambillah kebaikan saudaraku untukku sebagai pengganti kezhalimannya kepadaku” Maka Allah swt berfirman: “Berikanlah (kebaikanmu) kepada saudaramu (sebagai pengganti kezhalimanmu kepadanya)!”  Maka laki – laki tersebut berkata: “Wahai Tuhanku, tidak ada lagi kebaikan yang masih tersisa”. Dan Allah berfirman kepada laki – laki yang menuntut (keadailan): “Apa yang akan kamu perbuat kepada saudaramu yang sudah tidak memiliki sisa kebaikan?” Maka dia menjawab:” Wahai Tuhanku, ambillah dosa-dosaku yang aku tanggung dan berikanlah kepada saudaraku tersebut (agar dia yang menanggungnya)”.  Dikatakan: Mengalirlah air mata dari kedua mata Rasulullah saw karena menangis, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya hari itu adalah hari yang besar, hari dimana manusia harus menaggung dosa – dosa mereka.”

Kemudian Allah swt berfirman kepada orang yang menuntut: “Angkatlah pandanganmu, lihatlah apa yang ada di dalam surga!?” Kemudian dia menengadahkan kepalanya ke atas dan berkata:”Wahai Tuhaku, aku melihat tempat – tempat dari perak dan istana – istana dari emas yang berhiaskan mutiara”, kemudian ia melanjutkan bertanya: “Untuk Nabi siapakah semua ini?  Untuk shiddiqin siapakah ini? Untuk orang syahid siapakah ini?” Allah berfirman:”Untuk orang - orang yang bisa membelinya”  Dia bertanya lagi:”Wahai Tuhanku, siapakah yang bisa memilikinya?” Allah berfirman:”Kamu bisa memilikinya”  Dia bertanya lagi:”Dengan apa aku bisa memilikinya, Wahai Tuhanku?” Allah berfirman:”Dengan cara memaafkan saudaramu”  Dia berkata:”Wahai Tuhaku, aku benar – benar telah memaafkannya”  Allah swt berfirman:”Peganglah tangan saudaramu, masukanlah ia ke dalam surga (bersamamu)”

Setelah itu kemudian Rasululah saw bersabda: (فَاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ) Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat.[3] (HR. Anas bin Malik)



[1] Jaami`us Shaghiir 123., Fathul Kabiir 226., Jam`ul Jawaami` 410., Kunuuzul Haqaaiq.

[2] Faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 123. Imam Munawi menjelaskan ada ulama yang menshahihkan hadits ini dan ada juga yang mendhaifkannya.

[3] Tafsir Ibnu Katsir penjelasan Surat Al-Anfal ayat 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar