Laman

Sabtu, 07 Mei 2022

Fathul Kabiir 226 Berdamailah dengan sesama orang beriman

 

٢٢٦ــ اتَّقُوا الله وأصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ فإِنَّ الله تَعَالَى يُصْلِحُ بَيْنَ المُؤمِنِينَ يَومَ القيامَةِ (ع ك) عَن أنس (صح)ـ

          226- Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat. (HR. Abu Ya`la dan Hakim dari Anas. SHAHIH)[1]      

Sesungguhnya Allah swt mencintai perdamaian, oleh karena itu berdamailah kalian. Pada hari kiamat, Allah swt akan mendamaikan antara orang - orang beriman yang berselisih dengan cari memberi balasan yang lebih baik.

          Diriwayatkan secara marfu sebuah hadits dari Ibnu Murdawiyah dari Anas:

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: يَاأَهلَ التَّوْحِيد، إِنَّ اللهَ قَدْ عَفَا عَنْكُمْ، فَلْيَعفُ بَعْضُكُمْ عَنْ بَعْضٍ، وَ عَلَى اللهِ الثَّوَابُ

Apabila hari kiamat terjadi maka seorang pemanggil memanggil-manggil (membuat pengumuman): Wahai ahli tauhid, sesungguhnya Allah benar – benar telah mengampuni kalian, oleh karena itu maka kalian harus saling memaafkan, sebagian kalian memaafkan sebagian lainnya, dan Allah akan memberi balasannya.[2]

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Suarat Al-Anfal ayat 1 menuliskan sebuah hadits  berikut:

بَيْنا رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جالسٌ، إذ رأَيناهُ ضحِكَ حتَّى بدَتْ ثَناياهُ، فقال له عُمَرُ رضِيَ اللهُ عنه: ما أضْحَكَك يا رسولَ اللهِ بأبي أنت وأُمِّي؟ فقال: رجُلانِ جَثَيَا مِن أُمَّتي بين يدَيْ ربِّ العزَّةِ تبارَكَ وتعالى، فقال أحدُهما: يا ربِّ، خُذْ لي مَظْلَمتي مِن أخي، قال اللهُ عَزَّ وجَلَّ: أعْطِ أخاك مَظْلَمتَه، قال: يا ربِّ، لم يَبْقَ لي مِن حَسناتِه شَيءٌ، قال اللهُ تبارَكَ وتعالى للطَّالبِ: كيف تصنَعُ بأخيك ولم يَبْقَ مِن حَسناتِه شَيءٌ؟ قال: يا ربِّ، فلْيحمِلْ عنِّي مِن أوْزارِي. قال: وفاضَتْ عَيْنا رسولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بالبُكاءِ، ثمَّ قال: إنَّ ذلك لَيومٌ عظيمٌ؛ يومٌ يَحتاجُ النَّاسُ فيه إلى أنْ يُحْمَلَ عنهم أوزارُهم. فقال اللهُ تعالى للطَّالبِ: ارفَعْ بصَرَك، فانظُرْ في الجِنانِ، فرفَعَ رأْسَه، فقال: يا رَبِّ، أرى مدائنَ مِن فِضَّةٍ وقُصورًا مِن ذَهبٍ، مُكلَّلةً باللُّؤلؤِ، فيقولُ: لأيِّ نَبِيٍّ هذا؟! لأيِّ صِدِّيقٍ هذا؟! لأيِّ شَهيدٍ هذا؟! قال: هذا لمَن أعْطى الثَّمنَ، قال: يا ربِّ، ومَن يَملِكُ ذلك؟ قال: أنت تَملِكُه، قال: بماذا يا ربِّ؟ قال: تَعْفو عن أخيكَ، قال: يا ربِّ إنِّي قد عَفَوتُ عنه، قال اللهُ تعالى: خُذْ بيَدِ أخيكَ، فأدخِلْه الجنَّةَ. ثمَّ قال رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عند ذلك: فاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم؛ فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ. (الراوي : أنس بن مالك | المحدث : البوصيري | المصدر : إتحاف الخيرة المهرة الصفحة أو الرقم : 8/203 | خلاصة حكم المحدث : سنده ضعيف)ـ

            Suatu saat Rasulullah saw sedang duduk, tiba – tiba kami melihat beliau tertawa hingga terlihat dua gigi beliau. Kemudian Umar rdh bertanya: “Apa yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah, demi ayah dan ibumu?” Beliau menjawab: “Dua orang laki – laki dari umatku sedang berlutut dihadapan Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pemberi Berkah dan Maha Tinggi, kemudian salah seorang dari keduanya berkata: “Wahai Tuhanku, ambillah kebaikan saudaraku untukku sebagai pengganti kezhalimannya kepadaku” Maka Allah swt berfirman: “Berikanlah (kebaikanmu) kepada saudaramu (sebagai pengganti kezhalimanmu kepadanya)!”  Maka laki – laki tersebut berkata: “Wahai Tuhanku, tidak ada lagi kebaikan yang masih tersisa”. Dan Allah berfirman kepada laki – laki yang menuntut (keadailan): “Apa yang akan kamu perbuat kepada saudaramu yang sudah tidak memiliki sisa kebaikan?” Maka dia menjawab:” Wahai Tuhanku, ambillah dosa-dosaku yang aku tanggung dan berikanlah kepada saudaraku tersebut (agar dia yang menanggungnya)”.  Dikatakan: Mengalirlah air mata dari kedua mata Rasulullah saw karena menangis, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya hari itu adalah hari yang besar, hari dimana manusia harus menaggung dosa – dosa mereka.”

Kemudian Allah swt berfirman kepada orang yang menuntut: “Angkatlah pandanganmu, lihatlah apa yang ada di dalam surga!?” Kemudian dia menengadahkan kepalanya ke atas dan berkata:”Wahai Tuhaku, aku melihat tempat – tempat dari perak dan istana – istana dari emas yang berhiaskan mutiara”, kemudian ia melanjutkan bertanya: “Untuk Nabi siapakah semua ini?  Untuk shiddiqin siapakah ini? Untuk orang syahid siapakah ini?” Allah berfirman:”Untuk orang - orang yang bisa membelinya”  Dia bertanya lagi:”Wahai Tuhanku, siapakah yang bisa memilikinya?” Allah berfirman:”Kamu bisa memilikinya”  Dia bertanya lagi:”Dengan apa aku bisa memilikinya, Wahai Tuhanku?” Allah berfirman:”Dengan cara memaafkan saudaramu”  Dia berkata:”Wahai Tuhaku, aku benar – benar telah memaafkannya”  Allah swt berfirman:”Peganglah tangan saudaramu, masukanlah ia ke dalam surga (bersamamu)”

Setelah itu kemudian Rasululah saw bersabda: (فَاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ) Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat.[3] (HR. Anas bin Malik)



[1] Jaami`us Shaghiir 123., Fathul Kabiir 226., Jam`ul Jawaami` 410., Kunuuzul Haqaaiq.

[2] Faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 123. Imam Munawi menjelaskan ada ulama yang menshahihkan hadits ini dan ada juga yang mendhaifkannya.

[3] Tafsir Ibnu Katsir penjelasan Surat Al-Anfal ayat 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar