Laman

Selasa, 05 April 2022

Doa pengusir ular (Jaami`ush Shaghiir 749., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 749)

 1.      

٧٤٩ــ إِذَاظَهَرَتْ الْحَيَّةُ فِى الْمَسْكَنِ فَقُوْلُوا لَهَا: إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا فَإِنْ عَادَتْ فَاقْتُلُوْهَا (ت) عن إبن أبى ليلى (ح)ـ

          749- Apabila ada ular tampak di pemukiman maka katakanlah kepadanya (إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan Janji Sulaiman bin Dawud janganlah engkau menyakiti kami” kemudian apabila dia balik lagi maka kalian bunuh saja. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abi Laila. HASAN)

          Apabila ada penampakan ular di pemukiman, seperti di rumah atau lainnya, maka di sunnahkan (ada pendapat yang mewajibkan) mengusir ular tersebut dengan kata – kata terlebih dahulu dengan mengucapkan (إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan Janji Sulaiman bin Dawud janganlah engkau menyakiti kami. Kemudian ketika ular tersebut tidak mau pergi atau kembali lagi maka boleh dibunuh.

          Sebab ketika ular tersebut disusir dengan kata – kata tersebut diatas tidak mau pergi atau telah pergi tetapi datang kembali maka jadi diketahui jika ular terebut bukanlah ular yang menghuni tempat tersebut dan juga bukan ular jelmaan dari jin islam sehingga boleh dibunuh dan bahkan ada yang mengatakan wajib.

          Ada pendapat mengatakan hal tersebut hanya berlaku di awal islam atau berlaku pada ular – ular kota mainah saja.[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 749., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 749.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar