Laman

Jumat, 06 Agustus 2021

Jami`ush Shaghiir 6303 Doa terhalang sehingga membaca shalawat Nabi saw

  

٦٣٠٣ـ كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم (فر) عن أنس (هب) عن على موقوفا (ض)ـ

          6303- Semua doa dihalangi sehingga dibacakan shalawat atas Nabi SAW. (HR. Dailami dari Anas dan riwayat Baihaqi dari Ali dengan mauquf. DHAIF / HASAN).

          Doa tidak akan diangkat kepada Allah swt sehingga bersama doa tersebut ada shalawat Nabi SAW. Karena shalawat merupakan wasilah diterima dan diijabahnya doa. Shalawat merupakan salah satu syarat dalam berdoa. Sedangkan doa adalah ibadah. Maka ibadah tidaklah sah jika tidak memenuhi syarat-syaratnya. Meskipun demikian Allah swt Maha Mendengar untuk menerima sebagian doa dan menolak sebagian yang lainnya.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6303. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6303.

Jami`ush Shaghiir 316 Yakin jika doa akan dikabulkan

  

٣١٦ــ أُدْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاءٍ (ت ك)عن أبي هريرة (ح)ـ

          316- Berdoalah kalian kepada Allah seranya kalian meyakini akan dikabulkan. Dan ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main – main. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abu Hurairah. HASAN)

          Salah satu adab dalam berdoa adalah yakin doanya akan dikabulkan, hatinya tidak lalai, dan tidak main – main.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 316. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 316.

Kamis, 05 Agustus 2021

Jami`ush Shaghiir 6691 Doa ketika melihat hujan

  

٦٦٩١ــ كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطرُ قَالَ: اللهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا (خ) عن عائشة (صح)ـ

          6691- Apabila beliau melihat hujan, beliau mengucapkan: “Ya Allah, (hujanilah kami) curahan yang bermanfaat. (HR. Bukhari dari Aisyah. SHAHIH).

Selasa, 03 Agustus 2021

Jami`ush shaghiir 6689 Memulai doa untuk diri sendiri

  

٦٦٨٩ــ كَانَ إِذَا ذَكَرَ أَحَدًا فَدَعَا لَهُ بَدَأَ بِنَفْسِهِ (٤ ك) عن أبى (صح)ـ

          6689- Apabila beliau ingat seeseorang, kemudian berdoa untuknya, maka dia memulai dengan dirinya (sendiri). (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Hibban, dan Haakim dari Ubay. SHAHIH)[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6689. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6689.

Senin, 02 Agustus 2021

Bab Doa Masuk Suatu Wilayah atau Tempat

 Doa Masuk Suatu Wilayah

  1. Hadits 00872 [ Doa mohon perlindungan ketika masuk suatu daerah ] SHAHIH
  2. Hadits 07403 Doa mohon perlindungan ketika masuk suatu daerah ] HASAN
  3. Hadits 01587 [ Isti`adzah di waktu pagi dan sore ] SHAHIH
  4. Hadits 01588 [ Isti`adzah di waktu pagi dan sore ] HASAN
=

١٥٨٧ــ أَمَا إِنَّكَ لَوْقُلْتَ حِيْنَ أَمْسَيْتَ، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ، لَمْ تَضُرُّكَ (م د) عن أبي هريرة (صح)ـ

          1587- Ingat…sesungguhnya apabila kamu mengucapkan di waktu sore hari (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakanmu (ciptaan Allah swt tersebut). (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Maksud kalimat yang sempurna adalah kalimat yang tidak mengandung kekurangan, tidak mengandung cacat, tidak mengandung keraguan, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Kalimat sempurna tersebut adalah Al-Qur`an.

Dalam menjelaskan hadits ini Imam Munawi mengutip sebagian ayat surat Al-An`am ayat 115 berikut (وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (الأنعام:١١٥)ـ) artinya: Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Al-An`am ayat 115).[1]

١٥٨٨ــ أَمَا إِنَّهُ لَوْقَالَ حِيْنَ أَمْسَى، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ مَاضَرَّهُ لَدْغُ عَقْرَبٍ حَتَّى يُصْبِحَ (ه) عن أبي هريرة (ح)ـ

          1588- Ingat sesungguhnya apabila ia mengucakkan di waktu sore (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakannya sengatan kalajengkin sampai pagi hari. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. HASAN)

          Sesungguhnya obat – obat ilahiyyah bermanfaat sebelum, pada saat, dan sesudah suatu penyakit menimpa seseorang. [2]

٨٧٢ــ إِذَ نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلًا فَلْيَقُلْ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، فَإِنَّهُ لَايَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ عَنْهُ (م) عن خولة بنت حكيم (صح)ـ

872- Apabila kalian memasuki suatu tempat maka bacalah doa: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, dengan demikian maka kalian akan terbebas dari segala macam bahaya sehingga kalian pergi dari tempat tersebut. (HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim. SHAHIH)

Apabila kalian memasuki suatu tempat, terutama tempat-tempat yang anda sangka memiliki bahaya, seperti bahaya binatang buas, binatang melata, mahluk halus, atau bahaya-bahaya lainnya, maka bacalah doa tersebut diatas, Insya Allah kalian akan terbebas dari bahaya-bahaya tersebut dan dari kejahatan semua mahluk Allah selama di tempat tersebut hingga kalian pergi.

Yang dimaksud kalimat sempurna menurut sebagian ulama adalah ilmu Allah swt, sifat Allah swt, Al-Qur`an atau semua yang pernah diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul.[3]

٧٤٠٣ــ لَوْ أَنَّ  أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ (ه) عن خولة بنت حكيم (ح)ـ

7403- Apabila salah seorang dari kalian memasuki suatu tempat kemudian benar-benrar membaca doa: (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ) aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, maka dengan demikian tidak akan ada yang bisa membahayakannya di tempat tersebut sehingga ia pergi dari tempat tersebut. (HR. Ibnu Majah dari Khaulah binti Hakim. HASAN)[4]

 



[1] Jaami`ush Shaghiir 1587. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1587.

[2] Jaami`ush Shaghiir 1588. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1588.

[3] Jaami`ush Shaghiir 872. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 872.

[4] Jaami`ush Shaghiir 7403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7403.

Bab Doa Minta Kebaikan Dunia dan Akherat

 DOA MINTA KEBAIKAN DUNIA DAN AKHERAT

  1. Hadits 01552 [ Doa minta kebaikan dunia dan akherat ] SHAHIH
  2. Hadits 06826 [ Doa paling banyak dibacaNabi ] SHAHIH
  3. Hadits 01514 [ Doa minta kebaikan dalam urusan agama, dunia, dan akherat ] SHAHIH
  4. Hadits 06141 [ Kumpulan doa dunia akherat ] SHAHIH
=

1.      

١٥٥٢ــ اَللّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ آلنَّارِ (ق) عن أنس (صح)ـ

1552- Ya Allah Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan selamatkanlah kami dari Adzab neraka. (HR Bukhari dan Muslim dari Anas. SHAHIH)

Kebaikan dunia misalnya adalah kesehatan, harta yang cukup, taufik melaksanakan kebaikan. Dengan sebab maaf dan ampunan-Mu selamatkanlah kami dari api neraka.[1]

٦٨٢٦ــ كَانَ أَكْثَرُ دَعْوَةٍ يَدْعُو بِهَا، رَبَّنَا آتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ (حم ق د) عن أنس (صح)ـ

6826- Doa yang paling banyak dibaca Nabi apabila beliau berdoa adalah: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan pelihalarah kami dari siksa neraka" (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Dawud dari Anas. SHAHIH)

Kebaikan di dunia misalnya adalah kecukupan dalam hal sandang, pangan, papan, istri, taufik dan pertolongan. Kebaikan di akherat adalah rahmat dan ampunan Allah yang dengannya kita bisa masuk surga. Dan dengan maaf dan ampunan-Nya kita bisa terbebas dari sisksa neraka.  Nabi memperbanyak doa ini karena doa ini merupakan salah satu doa yang mengumpulkan banyak kebaikan dunia dan kebaikan akherat.[2]

١٥١٤ــ اللّٰهُمَّ أَصْلِحْلِى دِيْنِى الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِىْ، وَأَصْلِحْ لي دُنْيَايَ الَّتي فِيهَا معاشِي، وَأَصْلِحْ لي آخِرَتي الَّتي فِيهَا معادِي، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لي في كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لي مِن كُلِّ شَرٍّ (م) عن أبى هريرة (صح)ـ

          1514- Ya Allah perbaikilah agamaku untukku yang merupakan penjaga urusanku, dan perbaikilah duniaku untukku yang di situ penghidupanku, dan perbaikilah akhiratku untukku yang di situ tempat aku kembali, dan jadikanlah hidup ini tambahan bagiku dalam segala kebaikan, dan jadikanlah kematian kebebasan bagiku dari semua keburukan. (HR. Muslim dari Abu Hurairah. SHAHIH)[3]

          Ya Allah perbaikilah agamaku untukku yang merupakan penjaga urusanku, karena orang yang rusak agamanya maka rusaklah semua perkaranya di dunia dan di akherat. Perbaikilah duniaku untukku yang di situ penghidupanku, dengan cara memberikan rizki yang halal dan serba kecukupan sehingga bisa menolongku melaksakan ketaatan. Perbaikilah akhiratku untukku yang di situ tempat aku kembali di hari kiamat nanti. Jadikanlah hidup ini sebagai sebab bertambahnya ketaatan - ketaataku. Jadikanlah kematianku sebagai sebab terbebasnya diriku dari kesusahan dan kesedihan di dunia sehingga aku bisa beristirahat.

          Doa ini mengumpulkan tiga kebaikan agama, dunia, dan akherat sehingga doa ini bisa disebut sebagai jawaami`uddu`aa atau jawaami`ul kalaam.

٦١٤١ــ قُلْ: اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى فَإِنَّ هٰؤُلَاءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ (حم م ه) عن طارق الأشجعى (صح)ـ

          6141- Katakanlah: “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berilah aku rizki,( اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى), sesungguhnya semua itu menghimpun untukmu duniamu dan akhiratmu. (HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah dari Thariq al-Asyja`i. SHAHIH)[4]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1552. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1552.

[2] Jaami`ush Shaghiir 6826. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6826.

[3] Jaami`ush Shaghiir 1514. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1514.

[4] Jaami`ush Shaghiir 6141. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6141.

=
  1. Al-Baqarah ayat 201

Bab Doa Masuk Pasar

 


  1. Hadits 06673 [ Doa masuk pasar ] SHAHIH

1.      1.      

٦٦٧٣ــ كان إذَا دَخَلَ السُّوقَ قال: بِاسْمِ اللَّهِ اللّٰهُمَّ إنِّي أسألُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ السُّوْقِ وَخَيْرِ مَا فِيهَا، وَ أعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا، اللّٰهُمَّ إني أعوذُ بِكَ أنْ أُصِيْبَ فِيهَا يَمِيناً فاجِرَةً أوْ صَفْقَةً خاسرةً (طب ك) عن بريدة (ض)ـ

          6673- Apabila beliau masuk pasar beliau berkata: (بِاسْمِ اللَّهِ اللّٰهُمَّ إنِّي أسألُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ السُّوْقِ وَخَيْرِ مَا فِيهَا، وَ أعوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا، اللّٰهُمَّ إني أعوذُ بِكَ أنْ أُصِيْبَ فِيهَا يَمِيناً فاجِرَةً أوْ صَفْقَةً خاسرةً) Dengan menyebut Nama Allah Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu dari kebaikan pasar ini dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan (pasar) ini dan dari keburukan yang ada di dalamnya, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memperoleh sumpah palsu atau jual beli yang merugikan. (HR. Thabrani dan Hakim dari Buraidah.DHAIF )

          Sunan Tirmidzi Hadits 3428 dan 3429

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقالَ: لا إِلهَ إِلاََّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، يُحْيِي ويُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الخَيْرُ، وهُو على كُلّ شَيْءٍ قديرٌ؛ كَتبَ اللهُ لَهُ ألْفَ ألْفِ حسنةٍ، وَمَحَا عنهُ ألْفَ ألْفِ سيئةٍ، وَرَفَعَ لَهُ ألْفَ ألْفِ دَرَجَة" ـ وفي رواية: وبنى له بيتاً في الجنة (الترمذي:٣٤٢٨،٣٤٢٩)ـ

          Artinya: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa masuk pasar kemudian membaca dzikir (لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لهُ، لَهُ المُلْكُ، وَلَهُ الحَمْدُ، يُحْيِي ويُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الخَيْرُ، وهُو على كُلّ شَيْءٍ قديرٌ) Tiada sembahan yang benar kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah yang maha hidup dan tidak pernah mati, ditangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia maha mampu atas segala sesuatu”, maka allah akan menuliskan baginya satu juta kebaikan, menghapuskan darinya satu juta kesalahan, dan meninggikannya satu juta derajat – dalam riwayat lain: dan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga – ” (HR. Tirmidzi nomor 3428 – 3429. HASAN)



Jami`ush Shaghiir 6684 Berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum untuk orang lain

  

٦٦٨٤ــ كَانَ إِذَا دَعَا بَدَأَ بِنَفْسِهِ (طب) عن أبي أيوب (ح)ـ

          6684- Apabila beliau berdoa, beliau memulai dengan dirinya. (HR. Thabrani dari Ayyub. HASAN).

          Salah satu sunnah dalam berdoa adalah berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum berdoa untuk orang lain. Hal tersebut bisa membantu seseorang lebih ikhlas dan lebih khusus dalam berdoa dan beribadah.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6684. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6684.

Jami`ush Shaghiir 4706 Mengangkat tangan dan mengusap wajah ketika berdoa

  

٤٧٠٦ــ سَلُوا اللهَ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا فَإِذَا فَرَغْتُمْ فَامْسَحُوْا بِهَا وُجُوْهَكُمْ (د هق) عن إبن عباس (صح)ـ

          4706- Mohonlah kepada Allah dengan bagian dalam telapak tangan kalian, dan janganlah kalian meminta dengan bagian punggungnya. Apabila kalian telah selesai (berdoa) maka usapkanlah tapak tangan tersebut ke wajah kalian. (HR. Abu Dawud dan Baihaqi dari Ibnu Abbas. SHAHIH).[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 4706. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4706.

Minggu, 01 Agustus 2021

Jami`ush Shaghiir 6685 Mengusap wajah setelah berdoa

  

٦٦٨٥ــ كَانَ إِذَا دَعَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ (د) عن يزيد (ح)ـ

          6685- Apabila beliau berdoa, beliau mengangkat kedua tangannya, mengusap wajah dengan kedua tangannya. (HR Abu Dawud dari Yaziid. HASAN).

          Tujuan dari mengusap wajah adalah tafaulan karena tangannya penuh dengan kebaikan maka diusapkannya ke wajah sehingga keberkahannya makin merserap ke wajah dan seluruh tubuh.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6685. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6685.

Jami`ush Shaghiir 6716 Membalik tapak tangan ketika minta perlindungan

  

٦٧١٦ــ كَانَ إِذَا سَأَلَ اللهَ جَعَلَ بَاطِنَ كَفَّيْهِ إِلَيْهِ، وَإِذَا اسْتَعَاذَ جَعَلَ ظَاهِرَهُمَا إِلَيْهِ (حم) عن السائب بن خلاد (ح)ـ

          6716- Apabila meminta kepada Allah swt, beliau menghadapkan bagian dalam tapak tangannya kepadanya, dan apabila memohon perlindungan, beliau menghadapkan bagian punggung kedua tapak tangan kepadanya. (HR. Ahmad ari As-Saaib bin Khalaad. HASAN).[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6716. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6716.

Jami`ush Shaghiir 6686 Menghadapkan tangan ke arah wajah ketika berdoa

  

٦٦٨٦ــ كَانَ إِذَا دَعَا جَعَلَ بَاطِنَ كَفِّهِ إِلَى وَجْهِهِ (طب) عن إبن عباس (ح)ـ

          6686- Apabila beliau berdoa, beliau menghadapkan tapak tangan kearah wajahnya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas. HASAN).[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6686. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6686.