Laman

Jumat, 30 Juli 2021

Jami`ush Shaghiir 4705 - Mengangkat tangan ketika berdoa

  

٤٧٠٥ــ سَلُوْا الله بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (طب) عن أبي بكرة (صح)ـ

          4705- Mintalah kepada Allah swt dengan bagian dalam telapak tangan kalian, dan jangan memohon-Nya dengan bagian punggungnya. (HR. Thabrani dari Abu Bakrah. SHAHIH).[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 4705. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4705.

Jami`ush Shaghiir 1730 Mengangkat tangan ketika berdoa

  

١٧٣٠ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَيِيٌ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِى إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ (حم د ت ك) عن سلمان (ح)ـ

          1730- Sesungguhnya Allah swt Pemalu, Pemurah yang malu apabila seorang laki – laki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya akan menolaknya kosong tanpa harapan. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Salman. SHAHIH)

          Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemalu dan Pemurah sehingga Dia akan merasa malu jika menolak dan tidak memberi kepada seseorang yang telah meminta kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangannya.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 1730. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1730.

Kamis, 29 Juli 2021

Jami`ush Shaghiir 664 Menyodorkan telapak tangan ketika berdoa

 1.      

٦٦٤ــ إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ، وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (د) عن مالك بن يسَار السكونى (ه طب ك) عن إبن عباس ، وزاد وامْسَحُوا بِهَا وُجُوْهَكُمْ (ح)ـ

          664- Apabila kalian minta kepada Allah swt maka mintalah kepada-Nya dengan sebelah dalam telapak tangan kalian, dan janganlah meminta kepada-Nya dengan punggung-punggunya. (HR. Abu Daud dari Malik bin Yasar as-Sukuni. Riwayat Ibnu Majah, Thabrani dalam Al-Kabir, dan Hakim dari Ibnu Abbas, dan Ia memberi tambahan: Dan usaplah wajah-wajah kalian dengannya. HASAN)

          Asal dari syariat doa adalah menunjukan kelemahan dan kekurangan dihadapan Allah swt dan memuji-Nya, hal tersebut bisa lebih maksimal dengan cara menyodorkan telapak tangan sebagaimana dilakukan oleh orang – orang ketika meminta sesuatu kepada orang lain dan bersiap –siap menerima pemberian orang tersebut.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 664. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 664.

Selasa, 27 Juli 2021

Jami`ush Shaghiir 4203 Doa pasti terkabulkan لا إلهَ إلَّا أنتَ سُبْحَانَك إنِّي كنتُ من الظالمينَ

  

٤٢٠٣ــ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إذ دَعَا بِهَا وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوْتِ : لا إلهَ إلَّا أنتَ سُبْحَانَك إنِّي كنتُ من الظالمينَ، لم يدعُ بها رجلٌ مسلمٌ في شيءٍ قطُّ إلَّا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ (حم ت ن ك هب) والضياء عن سعد (صح)ـ

          4203- Doa Dzun Nun sewaktu dia berdoa di perut ikan adalah: “Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim, tidak seorang islampun berdoa dengan doa tersebut, melainkan Allah mengabulkannya. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasaai, Hakim, Baihaqi, dan Dhiyaa dari Sa`d. SHAHIH)

          Salah satu alasan kenapa doa ini makbul adalah karena doa ini didahului merendahkan diri, mengakui kelemahan dan kesalahan dan disertai niat yang benar dan ikhlash.

          Jika ditanyakan, inikan dzikir bukan doa?, maka jawabannya kalimat ini adalah dzikir atau doa pembuka, setelah itu barulah memanjatkan doa apa saja yang dikehendaki. Atau bisa juga dijawab, barang siapa yang sibuk berdzikir daripada meminta maka Allah swt akan memberi dia yang lebih utama daripada yang diminta oleh orang yang berdoa.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 4203. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4203.

Minggu, 25 Juli 2021

Jami`ush Shaghiir 6069 Allah swt marah kepada orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya

  

٦٠٦٩ــ قَالَ اللهُ تَعَالَى: مَنْ لَايَدْعُوْنِى أَغْضَبُ عَلَيْهِ (العسكري في المواعظ) عن أبي هريرة (ح)ـ

          6069- Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang tidak berdoa kepada-Ku maka Aku marah kepadanya. (HR. `Askary dalam al-Mawaa`izh dari Abu Hurairah. HASAN).

          Dan barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku mencintainya dan mengabulkan doa-doanya.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6069. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6069.