Laman

Sabtu, 15 Mei 2021

JAMI`USH SHAGHIIR 6445 Bab Melakukan Perjalanan untuk Mencari Jawaban Atas Sebuah Permasalahan yang Muncul dan Meengajarkannya kepada Keluarganya

 =

Mukhtashar Shahih Bukhari Muslim Imam Suyuthi hadits 118

1.    Bab Melakukan Perjalanan untuk Mencari Jawaban Atas Sebuah Permasalahan yang Muncul dan Meengajarkannya kepada Keluarganya

٨ـ١١٨ــ كَيْفَ وَقَدْ قِيْل؟ (خ) عن عقبة بن الحارث (صح) [الجامع:٦٤٤٥، بخاري:٨٨]ـ

          [8](118)- “Mengapa (engkau bersikeras) padahal telah dikatakan demikian?” (HR. Bukhari dari Uqbah bin al-Harits. SHAHIH) [Al-Jami:6445, Bukhari:88]

          Bahwasanya Uqbah bin al-Harits telah menikahi anak perempuan Abu Ihab bin Aziz. Kemudian ia didatangi seorang wanita yang mengatakan kepadanya jika wanita tersebut pernah menyusui dia dan istrinya.

          Kemudian Uqbah menaiki kendaraan untuk menemui Rasulullah saw di Madinah dan menanyakan tentang permasalahannya tersebut, maka Nabi bersabda: “Mengapa (engkau bersikeras) padahal telah dikatakan demikian?” Maka Uqbah menceraikannya dan istrinya tersebut menikah dengan laki-laki lain.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6445., Fathul Bari penjelasan hadits 88.

=

Jumat, 14 Mei 2021

JAMI`USH SHAGHIIR 282 Bab Seorang Imam Melontarkan Pertanyaan Kepada Sahabat - Sahabatnya Untuk Menguji Tingkat Keilmuan Mereka

 =

1.    Mukhtashar Shahih Bukhari Muslim Imam Suyuthi hadits 113

٣ـ١١٣ــ أَخْبِرُوْنِي بِشَجَرَةٍ شِبْهِ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ، لَا يُتَحَاثُّ وَرَقُهَا، وَلَا، وَلَا، وَلَا، تُؤْتِى أُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ، هِيَ النَّخْلَةُ (خ) عن إبن عمر (صح) [الجامع:٢٨٢ ٬ بخاري:٦٢ ،مسلم:٢٨١١]ـ

          [3](113)- Khabarkanlah kepadaku sebuah pohon yang menyerupai seorang muslim, (yaitu pohon) yang tidak gugur daunnya, dan tidak..., dan tidak..., dan tidak…, yang bisa mendatangkan makanannya setiap waktu, yaitu pohon kurma. (HR. Bukhari daru Ibnu Umar. SHAHIH) [Al-Jami:282, Bukhari:62, Muslim:2811]

Imam Bukhari menuliskan hadits ini pada kitab ilmu Bab Sorang Imam Melontarkan Pertanyaan Kepada Sahabat - Sahabatnya Untuk Menguji Tingkat Keilmuan Mereka[1], sehingga kita paham jika sebagai imam, pembicara, atau orang – orang yang berada di majelis ilmu atau majelis-majelis lainnya supaya berusaha memahami tingkat keilmuan orang – orang yang berada dalam majelis tersebut.



[1] Jami`ush Shaghiir 282., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 282.

=

Selasa, 11 Mei 2021

JAMI`US SHAGHIIR 6618 Mengulangi salam dan perkataan tiga kali

 =

 

٦٦١٨ــ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ، وَإِذَا أَتى علَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهمْ ثَلَاثًا (حم خ ت) عن أنس (صح) [الجامع:٦٦١٨،بخاري:٩٥،ترمذي:٢٧٢٣]ـ

          6618- Bahwasanya apabila Nabi mengucapkan sebuah kalimat maka beliau mengulangiya tiga kali sehingga bisa dipahami, dan apabila beliau mendatangi kaum maka mengucapkan salam tiga kali. (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi ari Anas. SHAHIH) [Bukhari:65, Tirmidzi:2723]

          Imam bukhari menuliskan hadits ini dalam kitab ilmu bab mengulangi perkataan sebanyak tiga kali agar maksudnya dipahami. Majelis ilmu merupakan bagian dari majelis dzikir. Dan salah satu hal yang bisa dilakukan dalam majelis dzikir adalah mengucapkan salam sebanyak tiga kali jika diperlukan dan mengulangi pembicaraan tiga kali jika diperlukan pula sehingga semua maksud pembicaraan bisa dipahami.[1]



[1] Jami`ush Shaghiir 6618., Fathul Bari penjelasan hadits nomor 65., Bukhari:65, Tirmidzi:2723.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 8462 Duduk dan berbaring tanpa menyebut asma Allah swt adalah kerugian

 =

 

٨٤٦٢ــ مَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَمْ يَذْكُرْ اللهَ عَلَيهِ كَانَ عَلَيْهِ تِرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرْ اللهَ فِيْهِ كَان عَلَيْهِ تِرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ (د) عن أبي هررة (ح)ـ

          8462- Barangsiapa berbaring pada pembaringan seranya tidak berdzikir kepada Allah swt maka dia akan merugi pada hari kiamat, dan barangsiapa duduk pada tempat duduk seranya tidak berdzikir kepada Allah swt maka baginya ada kerugian pada hari kiamat. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. HASAN)[1]



[1] Jami`us Shaghir: 8462., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8462., Abu Dawud 5059.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 8086 Majelis yang merugi

 =

 

٨٠٨٦ــ مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لَا يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى فِيْهِ إِلَّاقَامُوا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ، وَكَانَ ذَلِكَ الْمَجْلِسُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ (د ك) عن أبي هريرة (صح)ـ

          8086- Tidaklah suatu kaum berdiri dari majelis yang tidak menyebut Allah swt melainkan mereka berdiri dari seumpama bangkai keledai, dan majelis itu adalah kerugian bagi mereka pada hari kiamat.

          Majelis tanpa dzikir bagaikan busuknya bangkai keledai, apalagi ketika mereka membubarkan diri juga lupa membaca dzikir dan shalawat kepada Nabi saw maka lebih-lebih kebusukannya tersebut.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 8086., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8086.

=

Senin, 10 Mei 2021

JAMI`USH SHAGHIIR 7886 Kerugian majelis yang tidak berdzikir dan tidak bershalawat

 =

٧٨٨٦ــ مَاجَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ تَعَالَى فِيْهِ وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُم (ت ه) عن أبي هريرة وأبي سعيد (ح)ـ

          7886- Tidaklah duduk suatu kaum dalam suatu majelis yang tidak berdzikir kepada Allah swt dan tidak bershalawat kepada Nabi mereka, melainkan adalah penyesalan atas mereka. Jika Ia berkehendak Ia menyiksa mereka dan jika Ia berkehendak Ia memaafkan mereka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan Abu Sa`id. HASAN)

          Majelis yang di dalamnya tidak ada dzikir dan shalawat adalah majelis yang penuh kerugina. Jika Allah swt berkehendak maka Allah swt akan menyiksa mereka sebab dosa-dosa mereka dan jika Ia berkehendak maka Ia akan memaafkan mereka sebab semisal doa kifarat majelis yang mereka ucapkan ketika membubarkan diri.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7886., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7886., Tirmidzi:3380.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7780 Majlis yang rugi pada hari kiamat

 =

 

٧٧٨٠ــ مَاإجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي مَجْلِسٍ فَتَفَرَّقُوْا وَلَمْ يَذْكُرُوا اللهَ وَيُصَلُّوْاعَلَى النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وسلم إِلَّا كَانَ مَجْلِسُهُمْ تِرَةً عَلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (حم حب) عن أبي هريرة (صح)ـ

          7780- Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kemudian berpisah tanpa berdzikir kepada Allah dan tanpa bershalawat kepada Nabi saw melainkan majlis mereka adalah majlis yang rugi pada hari kiamat. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Pada hari kiamat mereka akan merugi karena telah menyia-nyiakan pahala membaca dzikir dan shalawat ketika berkumpul bermajlis-majlis.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7780., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7780.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7779 Majlis rugi jika tidak dzikir kepada Allah swt

 =

 

٧٧٧٩ــ مَاإجْتَمَعَ قَوْمٌ فَتَفَرَّقُوْا عَنْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ إِلَّا كَأَنَّمَا تَفَرَّقُوا عَنْ جِيْفَةٍ حِمَارٍ، وَكَانَ ذلِكَ الْمَجْلِسُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً (حم) عن أبي هريرة (صح)ـ

          7779- Tidaklah berkumpul suatu kaum kemudian mereka berpisah tanpa dzikir kepada Allah, melainkan seakan-akan mereka berpisah dari bangkai keledai, dan majlis tersebut merupakan majlis yang merugi. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Majlis yang tidak menyebut asma Allah swt hingga mereka berpisahpun tidak menyebut asma Allah swt maka majlis tersebut sebusuk bangkai keledai, dan orang-orang dalam majlis tersebut akan merasa rugi, meskipun kelak mereka masuk surga.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7779., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7779.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7778 Majlis yang buruk adalah majlis yang tanpa dzikir dan shalawat

 =

٧٧٧٨ــ مَاإجْتَمَعَ قَوْمٌ ثُمَّ تَفَرَّقُوْا عَنْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ وَصَلَاةٍ عَلَى النَّبِيِّ إِلَّا قَامُوْا عَنْ أَنْتَنَ مِنْ جِيْفَةٍ (الطيالسي هب والضياء) عن جابر (صح)ـ

          7778- Tidaklah berkumpul suatu kaum kemudian mereka berpisah tanpa dzikir dan shalawat atas Nabi terkecuali mereka berdiri dari yang lebih busuk dari bangkai. (HR. Thayaalisi, Baihaqi, dan Dhiyaa dari Jabir. SHAHIH)

          Hadits ini menjelaskan tentang keburukan suatu majlis yang di dalamnya tidak ada dzikir dan shalawat. Keburukannya tersebut diumpamakan lebih buruk daripada bau busuknya bangkai. Jika ada majlis yang seperti ini maka sebaiknya menjauhinya.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7778., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7778.

=

JAMIU`USH SHAGHIIR 4063 Teman duduk terbaik

 =

 

٤٠٦٣ــ خَيْرُ جُلَسَائِكُمْ مَنْ ذَكَّرَكُمُ الله رُؤْيَتُهُ وَزَادَ فِي عَمَلِكُمْ مَنْطِقُهُ وَذَكَّرَكُمْ الْآخِرَةَ عَمَلُهُ (عبد بن حميد والحكيم) عن إبن عباس (صح)ـ

          4063- Sebaik-baik teman duduk kalian adalah orang yang pendapatnya mengingatkanmu kepada Allah swt, yang menambah amal kamu ucapannya, yang mengingatkanmu akan akherat perbuatannya. (HR. Abdullah bin Humaid dan Hakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH)

          Teman duduk terbaik adalah teman yang pendapat-pendapatnya membuat kamu ingat kepada Allah jika Allah swt selalu mengawasi kamu, yang perkataan-perkataannya membuat kamu makin banyak beramal kebaikan, dan yang perbuatannya mengingatkan kamu akan kaherat. Jelasnya, teman terbaik adalah teman yang pendapatnya, perkataanya, dan perbuatannya membuat kita ingat dan mendekat kepada Allah swt.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 4063., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4063.

=

Minggu, 09 Mei 2021

JAMI`USH SHAGHIIR 7203 Majlis dzikir stelah shalat shubuh dan shalat ashar

 =

 

٧٢٠٣ــ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةَ مِنْ وَلَدِ اِسْمَاعِيْلَ، لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً (د) عن أنس (ح) [ابو داود:٣٦٦٧،]ـ

          7203- Bahwa aku duduk bersama sauatu kaum untuk mengingat Allah swt setelah shalat shubuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang anak cucu Ismail as, Bahwa aku duduk bersama sauatu kaum untuk mengingat Allah swt setelah shalat ashar hingga terbenamnya matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang (budak). (HR. Abu Dawud dari Anas. SHAHIH) [ Abu Dawud: 3667].

          Hadits ini menunjukan keutamaan majlis dzikir setelah shalat shubuh dan shalat ashar, lebih utama daripada memerdekakan hamba sahaya dari kelompok kaum termulia anak cucu Ismail as.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7203., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7203., Abu Dawud 3667.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7199 Majlis dzikir setelah shalat shubuh dan asar

 =

٧١٩٩ــ لَأَنْ أَذْكُرَ اللهَ تَعَالَى مَعَ قَوْمٍ بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ إِلَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَافِيْهَا، وَلَأَنْ أَذْكُرَ اللهَ مَعَ قَوْمٍ بَعْدَ صَلَاةِ العَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيْبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَافِيْهَا (هب) عن أنس (ح)ـ

          7199- Bahwa aku menyebut Allah swt bersama suatu kaum setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya, bahwa aku menyebut Allah swt bersama suatu kaum setelah shalat asar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya. (HR. Baihaki dari Anas. HASAN)

          Waktu setelah shalat subuh dan shalat asar adalah waktu dimana para malaikat membawa catatan amalan-amalan kita sehingga sangat disunnahkan memperbanyak dzikir kepada Allah swt.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7199., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7199.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7777 Majlis dzikir dosanya diampuni

 =

٧٧٧٧ــ مَآجْتَمَعَ قَوْمٌ عَلَى ذِكْرٍفَتَفَرَّقُوا عَنْهُ إِلَّاقِيْلَ لَهُمْ، قُوْمُوا مَغْفُوْرًا لَكُمْ (الحسن بن سفيان) عن سهل بن الحنظلة (صح)ـ

          7777- Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir kemudian mereka berpisah melainkan dikatakan kepada mereka, “berdirilah kalian seranya diampuni” (HR. Hasan bin Sufyan dari Sahl bin Hanzhalah. SHAHIH)[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7777., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7777.

=

JAMI`USH SHAGHIIR 7776 Majlis dzikir di Masjid

 =

٧٧٧٦ــ مَاإِجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّانَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (د) عن أبي هريرة (صح) [أبو داود:١٤٥٥ ٬ مسلم:٢٧٠٠]ـ

          7776- Tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah Allah swt (Masjid dan sejenisnya) untuk membaca kitab Allah dan saling membacakan di antara mereka, melainkan turun ketenangan atas mereka, tertutupi rahmat, dikepung oleh para Malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka pada orang-orang yang ada di sisi-Nya. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH) [Abu Dawud:1455, Muslim2700]

          Apabila sekelompok orang berkumpul di masjid atau tempat sejenisnya untuk membaca kitab Allah swt (Al-Quran) dan saling mendengarkan dan mengingatkan diantara mereka sehingga yang membaca sedikit maupun banyak, yang membaca fasih atau yang belum fasih menjadi bersekutu dalam kebaikan majlis tadarus tersebut. Maka akan turun ketenangan ke dalam diri mereka, hatinya bercahaya dan hilanglah kegelapan, rahmat dan berkah menyelimuti mereka, malaikat turun dan mengelilingi mereka seranya merentangkan sayap hingga tembus ke langit dunia seranya mendengarkan Al-Qur`an dan bacaan dzikir, dan Allah swt menyebut-nyebut dan membanggakan mereka kepada orang – orang di sisi-Nya.[1]



[1] Jami`us Shaghir: 7776., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7776., Abu Dawud:1455., Mulim:2700.

=