Laman

Rabu, 29 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 9895 Menyebut Nama Allah ketika wudhu

1.      

٩٨٩٥ــ لَاصَلَاةَ لِمَنْ لَاوُضُوْءَ لَهُ، وَلَاوُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ (حم د ه ك) عن أبى هريرة (ه) عن سعيد بن زيد (صح) ـ

          9895- Tiada shalat bagi orang yang tidak punya wudhu, dan tiada wudhu bagi orang yang tidak menyebut Nama Allah atas (wudhunya). (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Haakim dari Abu Hurairah. Riwayat Ibnu Majah dari Sa`id bin Zaid. SHAHIH)

          Tidak sempurna wudhu seseorang yang tidak di dahului dengan membaca basmalah (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) atau bismillah (بِسْمِ اللهِ). Membaca Asma Allah pada permulaan wudhu mustahab menurut ulama syai`iyyah dan hanafiyyah dan wajib menurut Imam Ahmad berdasarkan makna zhahir hadits ini.[1]

          Doa sebelum wudhu membaca basmalah (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) atau cukup  bismillah (بِسْمِ اللهِ) berdasarkan hadits diatas, sedangkan doa sesudah wudhu membaca (أَشْهَدُ أَنْ لا إلٰه اِلاّ اللهُ وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمدًا عبدُه ورسولُه . اللهم اجعلني من التوابين، واجعلني من المتطهِّرينَ) berdasarkan hadits berikut:

مَن توضَّأ فأحسَن الوُضوءَ ثمَّ قال: أشهَدُ أن لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهَدُ أنَّ مُحمَّدًا عبدُه ورسولُه، اللَّهمَّ اجعَلْني مِن التَّوَّابِينَ، واجعَلْني مِن المُتطهِّرِينَ، فُتِحَتْ له ثمانيةُ أبوابِ الجنَّةِ، يدخُلُ مِن أيِّها شاءـ

          Barangsiapa berwudhu kemudian membaguskan wudhunya lalu berdoa (أشهَدُ أن لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَه لا شريكَ له، وأشهَدُ أنَّ مُحمَّدًا عبدُه ورسولُه، اللَّهمَّ اجعَلْني مِن التَّوَّابِينَ، واجعَلْني مِن المُتطهِّرِينَ) Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang menyucikan diri. Maka dibukakan untuknya delapan pintu surga, ia bisa masuk dari pintu mana saja yang dia suka. (HR. Tirmidzi (55), Muslim (234), Abu Dawud (169). SHAHIH)



[1] Jaami`ush Shaghiir 9895. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9895.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar