Laman

Selasa, 29 Desember 2020

Terjemah Fathul Kabiir 6 - Rasa malu الفتح الكبير في ضم الزيادة إلى الجامع الصغيرـ٦ــ

 =

الفتح الكبير في ضم الزيادة إلى الجامع الصغيرـ٦ــ

=

٦ــ آخِرُ مَا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوّةِ الْأُوْلى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ (كر) عن أبي مسعود البدري ()[٦]ــ

=

6-Yang terakhir bisa dijumpai manusia dari kalam kenabian pertama (sejak Adam AS hingga saat ini) adalah "Jika kamu tidak merasa malu maka berbuatlah sesukamu".[HR Ibnu `Asakir dalam Tarikhnya dari Abu Mas`ud Al-Badri. SHAHIH] [6]

=

SHAHIH FATHUL KABIIR 1-10

بسم الله الرحمن الرحيم

١ـ١ـ آتِي بَابَ الجَنَّةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الخَازِنُ مَنْ أنْتَ فَأَقُولُ مُحمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ أنْ لاَ أَفْتَحَ لأَحَدٍ قَبْلَك (حم م) عَن أنَسٍ (ص)ـ[1]

[1](1)- "Saya mendatangi pintu surga, lalu saya meminta dibukakan. Lalu seorang penjaga (Malaikat) bertanya, "Siapa kamu?" Maka aku menjawab, 'Muhammad'. Lalu ia berkata, "Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membukakan pintu untuk siapapun, sebelum kamu masuk." [HR. Ahmad, Muslim dari Anas. SAHIH] [Muslim: 197]

٢ـ٦ـ آخِرُ مَا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوّةِ الْأُوْلى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ (كر) عن أبي مسعود البدري (صح)ـ[2]

[2](6)- Yang terakhir bisa dijumpai manusia dari kalam kenabian pertama (sejak Adam AS hingga saat ini) adalah "Jika kamu tidak merasa malu maka berbuatlah sesukamu".(HR Ibnu `Asakir dalam Tarikhnya dari Abu Mas`ud Al-Badri. SHAHIH)

٣ـ٧ـ آخِرُ مَا تَكَلَّمَ بِهِ إِبْرَاهِيمُ  حِينَ أُلْقِيَ فِي النَّارِ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (خط) عن أبي هريرة، وقال: غريب، والمحفوظ من إبن عباس موقوف، رواه الحاكم (صح)ـ[3]

[3](7)- Perkataan terakhir yang diucapkan Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah: HasbiyAllahu wa ni’mal wakiil, "Cukuplah Allah bagiku sebagai sebaik-baik yang diserahi." (HR. Khatib dari Abu Hurairah dan dia mengatakanna gharib. Yang mahfuzh dari Ibnu Abbas adalah mauquf. Riwayat Hakim. SHAHIH)

٤ـ٨ـ آخِرُ مَنْ يُحْشَرُ رَاعِيَانِ مِنْ مُزَيْنَةَ،  يُرِيدَانِ الْمَدِينَةَ، يَنْعِقَانِ بِغَنَمِهِمَا، فَيَجِدَانِهَا وُحُوْشًا، حَتَّى إِذَا بَلَغَا ثَنِيَّةَ الْوَدَاعِ خَرَّا عَلَى وُجُوهِهِمَا (ك)عن أبي هريرة (صح)ـ[4]

[4](8)- Orang terakhir yang akan meninggal dunia adalah dua orang penggembala dari Muzainah, mereka menuju ke kota Madinah, mereka meneriaki kambingnya, maka mereka mendapati kota madinah (kosong) banyak binatang buas, sehingga apabila mereka sampai daerah tsaniyatul wadaa mereka tersungkur  (mati). (HR Haakim dari Abu Hurairah. SHAHIH)

٥ـ١٠ـ آخِرُ مَن يَدْخُلُ الجَنَّةَ رَجُلٌ، فَهْوَ يَمْشِي مَرَّةً، ويَكْبُو مَرَّةً، وتَسْفَعُهُ النَّارُ مَرَّةً، فإذا ما جاوَزَها التَفَتَ إلَيْها، فقالَ: تَبارَكَ الذي نَجَّانِي مِنْكِ، لقَدْ أعْطانِي اللَّهُ شيئًا ما أعْطاهُ أحَدًا مِنَ الأوَّلِينَ والآخِرِينَ، فَتُرْفَعُ له شَجَرَةٌ، فيَقولُ: أيْ رَبِّ، أدْنِنِي مِن هذِه الشَّجَرَةِ فَلأَسْتَظِلَّ بظِلِّها، وأَشْرَبَ مِن مائِها، فيَقولُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ: يا ابْنَ آدَمَ، لَعَلِّي إنَّ أعْطَيْتُكَها سَأَلْتَنِي غَيْرَها، فيَقولُ: لا، يا رَبِّ، ويُعاهِدُهُ أنْ لا يَسْأَلَهُ غَيْرَها، ورَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأنَّهُ يَرَى ما لا صَبْرَ له عليه، فيُدْنِيهِ مِنْها، فَيَسْتَظِلُّ بظِلِّها، ويَشْرَبُ مِن مائِها، ثُمَّ تُرْفَعُ له شَجَرَةٌ هي أحْسَنُ مِنَ الأُولَى، فيَقولُ: أيْ رَبِّ، أدْنِنِي مِن هذِه لأَشْرَبَ مِن مائِها، وأَسْتَظِلَّ بظِلِّها، لا أسْأَلُكَ غَيْرَها، فيَقولُ: يا ابْنَ آدَمَ، ألَمْ تُعاهِدْنِي أنْ لا تَسْأَلَنِي غَيْرَها، فيَقولُ: لَعَلِّي إنْ أدْنَيْتُكَ مِنْها تَسْأَلُنِي غَيْرَها، فيُعاهِدُهُ أنْ لا يَسْأَلَهُ غَيْرَها، ورَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأنَّهُ يَرَى ما لا صَبْرَ له عليه، فيُدْنِيهِ مِنْها فَيَسْتَظِلُّ بظِلِّها، ويَشْرَبُ مِن مائِها، ثُمَّ تُرْفَعُ له شَجَرَةٌ عِنْدَ بابِ الجَنَّةِ هي أحْسَنُ مِنَ الأُولَيَيْنِ، فيَقولُ: أيْ رَبِّ، أدْنِنِي مِن هذِه لأَسْتَظِلَّ بظِلِّها، وأَشْرَبَ مِن مائِها، لا أسْأَلُكَ غَيْرَها، فيَقولُ: يا ابْنَ آدَمَ، ألَمْ تُعاهِدْنِي أنْ لا تَسْأَلَنِي غَيْرَها، قالَ: بَلَى يا رَبِّ، هذِه لا أسْأَلُكَ غَيْرَها، ورَبُّهُ يَعْذِرُهُ لأنَّهُ يَرَى ما لا صَبْرَ له عليها، فيُدْنِيهِ مِنْها، فإذا أدْناهُ مِنْها فَيَسْمَعُ أصْواتَ أهْلِ الجَنَّةِ، فيَقولُ: أيْ رَبِّ، أدْخِلْنِيها، فيَقولُ: يا ابْنَ آدَمَ ما يَصْرِينِي مِنْكَ؟ أيُرْضِيكَ أنْ أُعْطِيَكَ الدُّنْيا ومِثْلَها معها؟ قالَ: يا رَبِّ، أتَسْتَهْزِئُ مِنِّي وأَنْتَ رَبُّ العالَمِينَ؟ فَضَحِكَ ابنُ مَسْعُودٍ، فقالَ: ألا تَسْأَلُونِي مِمَّ أضْحَكُ فقالوا: مِمَّ تَضْحَكُ، قالَ: هَكَذا ضَحِكَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، فقالوا: مِمَّ تَضْحَكُ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: مِن ضَحِكِ رَبِّ العالَمِينَ حِينَ قالَ: أتَسْتَهْزِئُ مِنِّي وأَنْتَ رَبُّ العالَمِينَ؟ فيَقولُ: إنِّي لا أسْتَهْزِئُ مِنْكَ، ولَكِنِّي علَى ما أشاءُ قادِرٌ (حم م) عن ابن مسعود (صح)ـ[5]

[5](10)- Orang terakhir yang masuk surga adalah laki – laki yang sesekali berjalan dan sesekali tersungkur dan sesekali api membakarnya. Ketika ia telah dapat melewatinya, ia menoleh kepadanya seranya berkata: Maha suci Dzat yang telah menyelamatkanku darinya, sungguh Allah telah memberiku sesuatu yang yang belum pernah Dia berikan kepada mahluk yang awal dan yang akhir. Kemudian diperlihatkan kepadanya sebuah pohon. Diapun berkata: “Wahai Rabb, dekatkanlah aku kepada pohon ini , hingga aku bisa berteduh di bawah naungannya dan aku bisa meminum airnya. Kemudian Allah `Azza wa Jalla berfirman: Wahai anak adam, barang kali seandainya Aku berikan kepadamu permohonan tersebut apakah kamu akan meminta kepada-Ku permohonan lainnya?. Ia menjawab: Tidak, Wahai Rabb, dan Allah meminta  perjanjiannya  agar tidak akan meminta yang lainnya. Dan Rabb-nya mengerti dengan keadaannya, karena Dia melihat ketidaksabarannya. Kemudian Dia mendekatkannya ke pohon tersebut, hingga dia bisa berteduh di bawah naungannya dan dia bisa meminum airnya. Kemudian diperlihatkan kepadanya pohon lain yang lebih bagus dari pohon pertama. Ia pun berkata: Wahai Rab, dekatkanlah aku kepadanya, agar aku bisa minum airnya,  agar aku bisa berteduh dibawah naungannya, dan aku tidak akan meminta kepada-Mu selainnya. Kemudian Allah berfirman: Wahai anak adam, bukanlah kamu telah berjanji kepada-Ku tidak akan meminta kepada-Ku selainnya (pohon pertama)?. Bisa jadi setelah Aku mendekatkanmu kepadanya, kamu akan minta yang lain lagi kepada-Ku. Dan Rabb-nya mengerti dengan keadaannya, karena Dia melihat ketidaksabarannya. Kemudian Dia mendekatkannya ke pohon tersebut, hingga dia bisa berteduh di bawah naungannya dan dia bisa meminum airnya. Kemudian diperlihatkan kepadanya pohon di sisi pintu surga dimana pohon tersebut lebih bagus dari dua pohon sebelumnya.  Kemudian ia berkata: Wahai Rabb, dekatkanlah aku padanya agar aku bisa berteduh di bawah naungannya dan agar aku bisa meminum airnya, dan aku tidak akan meminta yang lainnya kepada-Mu. Allah berfirman: Wahai anak adam, bukankah kamu telah berjanji kepada-Ku tidak akan meminta kepada-Ku selainnya. Ia menjawab: benar Ya Rabb, dekatkan aku padanya dan aku tidak akan meminta selainnya. Dan Rabb-nya mengerti dengan keadaannya, karena Dia melihat ketidaksabarannya. Kemudian Dia mendekatkannya ke pohon tersebut. Ketika ia telah di dekatkan kepadanya, ia mendengar suara-suara penduduk surga, lalu iapun berkata:  Wahai Rabb, masukanlah aku ke dalam surga. Allah berfirman: Wahai anak adam, apakah yang bisa menghentikanmu meminta kepada-Ku terus menerus? Apakah kamu ridha seandainya aku berikan dunia bahkan ditambahkan lagi untukmu yang semisal dengannya?, Kemudian ia menjawab: Wahai Rabb, apakah Engkau mentertawakan aku sedangkan Engkau adalah Rabb Al-`Alami?. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku tidak mentertawakanmu tetapi aku mampu melaksanakan sesuatu yang Aku kehendaki.” (HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH).

٦ـ١٥ـ آكِلُ الرِّبَا و مُوَكِّلُهُ و كَاتِبُهُ و شَاهِدَاهُ، إذَا عَلِمُوْا ذَلِكَ، و الوَاشِمَةُ و المَوْشُوْمَةُ لِلْحُسْنِ وَ لَاوِي الصَّدَقَةِ و المُرْتَدُ أَعْرَابِيًّا بَعْدَ الهِجْرَةِ مَلْعُوْنُوْنَ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ (ن) عن إبن مسعود (صح)ـ[6]

[6](15)- Orang yang makan riba, orang yang memberi makan riba, orang yang mencatat riba, dan kedua saksi riba, jika mereka mengetahuinya, orang yang membuat tato, orang yang ditato untuk hiasan, orang yang tidak mau membayar zakat, orang arab badui yang murtad setelah hijrah ke Madinah adalah orang yang dilaknati menurut ucapan Muhammad di hari kiamat. (HR. Nasa`i, dari Ibnu Mas`ud, SHAHIH)

٧ـ١٦ـ آكُلُ كَما يَأْكُلُ الْعَبْدُ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى مِنْهَا كَافِرًا كَأْسًا (هناد) في الزهد عن إبن عمر بن مرة مرسلا (صح)ـ[7]

[7](16)- Aku makan seperti makannya budak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya dunia sebanding dengan satu sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum orang kafir dari dunia (yang rendah dan sangat sedikit) tersebut, walaupun hanya segelas saja. (HR. Hannad dalam az-Zuhdi dari Ibni Umar bin Murrah secara mursal. SHAHIH)

٨ـ١٧ـ آكُلُ كَمَايَأْكُلُ الْعَبْدُ، وَأَجْلِسُ كَمَايَجْلِسُ العَبْدُ ـ إبن سعد (ع حب) عن عائشة (ح)ـ[8]

[8](17)- Aku makan seperti makannya budak dan aku duduk seperti duduknya budak. (HR Ibnu Sa`id, Abu Ya`la dan Ibnu Hibban dari Aisyah. HASAN)

٩ـ١٨ـ آكُلُ كَمَايَأْكُلُ الْعَبْدُ، وَأَجْلِسُ كَمَايَجْلِسُ العَبْدُ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ ـ إبن سعد (هب) عن يحي بن كثير مرسلا (صح)ـ[9]

[9](18)- Aku makan seperti makannya budak dan aku duduk seperti duduknya budak. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba (HR Ibnu Sa`id dengan sanad hasan dan Thabrani dalam kitab Syu`abul Iman dari Yahya bin Abu Katsir secara mursal. SHAHIH)

١٠ـ١٩ـ الفَقْرَ تَخَافُونَ والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُصَبَّنَّ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا صَبّاً حَتَّى لَا يُزيغَ قَلْبَ أَحَدِكُمْ إِنْ أَزَاغَهُ إِلاَّ هِيَ وايْمُ الله لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ على مِثْلِ البَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ) (هـ) عَن أبي الدَّرداء (ح)ـ[10]

[1](19)- Apakah kalian merasa takut dengan kemiskinan? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dunia ini benar-benar akan dituangkan kepada kalian (di lapangkan harta bendanya), sehingga hati kalian tidak akan tersesat terkecuali karena dunia. Demi Allah, sungguh benar-benar telah aku tinggalkan untuk kalian (ajaran agama) yang terang benerang, malam dan siangnya sama saja. (HR. Ibnu Majah dari Abi Darda. HASAN).


[1] Jam`ul Jawaami`: 1., Jami`us Shaghir: 2., Fathul Kabiir: 1., Kunuuzul Haqaaiq: .

[2] Jam`ul Jawaami`: 8., Jami`us Shaghir: 6., Fathul Kabiir: 6., Kunuuzul Haqaaiq: .

[3] Jam`ul Jawaami`: 9., Jami`us Shaghir: 7., Fathul Kabiir: 7., Kunuuzul Haqaaiq: .

[4] Jam`ul Jawaami`: 15., Jami`us Shaghir: 5., Fathul Kabiir: 8., Kunuuzul Haqaaiq: .

[5] Jam`ul Jawaami`: 12., Jami`us Shaghir: ., Fathul Kabiir: 10., Kunuuzul Haqaaiq: .

[6] Jam`ul Jawaami`: 25., Jami`us Shaghir: 13., Fathul Kabiir: 15., Kunuuzul Haqaaiq: .

[7] Jam`ul Jawaami`: 27., Jami`us Shaghir: ., Fathul Kabiir: 16., Kunuuzul Haqaaiq: .

[8] Jam`ul Jawaami`: 29., Jami`us Shaghir: 14., Fathul Kabiir: 17., Kunuuzul Haqaaiq: 6.

[9] Jam`ul Jawaami`: 26., Jami`us Shaghir: ., Fathul Kabiir: 18., Kunuuzul Haqaaiq: .

[10] Jam`ul Jawaami`: ., Jami`us Shaghir: ., Fathul Kabiir: 19., Kunuuzul Haqaaiq: .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar