Laman

Jumat, 14 Desember 2018

DZIKIR PAGI DAN PETANG SESUAI SUNNAH

=
  1. Hadits 06055 [ Dzikir pagi dan sore agar dicukupi Allah swt ] DHAIF
  2. Hadits 07203 [ Majlis dzikir pagi dan sore ] HASAN
  3. Hadits 01587 [ Isti`adzah di waktu pagi dan sore ] SHAHIH
  4. Hadits 01588 [ Isti`adzah di waktu pagi dan sore ] HASAN
  5. Hadits 00805 [ Membaca basmalah di waktu pagi, sore, dan di awal malam] SHAHIH
  6. Hadits 04309 [ Membaca taradhi pagi dan sore tiga kali ] SHAHIH
  7. Hadits 08811 [ Shalawat 10 pagi dan 10 sore agar dapat syafaat] [HASAN]
  8. Hadits 04743 [ Sayyidul Istighfar ] SHAHIH
  9. Hadits 08738 [ Tasbih dan tahlil 100x setelah shalat pagi] SHAHIH
  10. Hadits 06973 [ Membaca surat Al-Mu`awwidzaat tiga kali pada waktu pagi dan sore akan mencukupimu dari segala sesuatu ] SHAHIH
  11. Hadits 08926 [ Ayat kursi di waktu pagi dan sore, siang dan malam ] SHAHIH
  12. Hadits 06135 [ Doa di waktu pagi, sore, dan sebelum tidur. Istiadzah dari diri, syetan, dan sekutunya ] SHAHIH
  13. Hadits 00455 [ Doa di waktu pagi dan sore hari ] HASAN
  14. Hadits 06582 [ Doa pagi dan sore ] HASAN
  15. Hadits 01457 [ Keberkahan di waktu pagi ] SHAHIH
  16. Hadits 06139 [ Doa pagi hari agar tidak kehilangan sesuatu ] DHAIF
  17. Hadits 06140 [ Doa pagi dan sore ] HASAN
  18. Hadits 06581 [ Doa pagidan sore ] HASAN
  19. Hadits 01458 [ Keberkahan di waktu pagi hari kamis ] DHAIF
=
  1. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 215
  2. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 217
  3. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 218
  4. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 220
  5. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 222
  6. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 226
  7. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 230
  8. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 234
  9. Imam Nawawi - Al-Adzkar : 241
=

1.     Bab Dzikir Pagi dan Sore

٦٠٥٥ــ قَالَ اللهُ تَعَالَى ابْنَ آدَمَ اذْكُرْنِى بَعْدَ الْفَجْرِ وَبَعْدَ الْعَصْرِ سَاعَةً أَكْفِكَ مَا بَيْنَهُمَا (حل) عن أبى هريرة (ض)ـ

          6055- Allah swt berfirman: “Anak Adam ingatlah Aku setelah fajar satu saa`ah (satu saat atau satu jam) dan setelah ashar satu saa`ah maka Aku akan mencukupimu apa yang ada diantara keduanya. (HR. Abu Nu`aim dari Abu Hurairah. DHAIF)

          Hadits ini memberi isyarat jika amal tergantung pada akhirnya, jika awalnya baik dan akhirnya baik maka semoga semua hal yang berada diantara keduanya juga baik. Amin.[1]

          Surat Al-A`raf ayat 205

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

          Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS Al-A`raf: 205).

٧٢٠٣ــ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةَ مِنْ وَلَدِ اِسْمَاعِيْلَ، لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً (د) عن أنس (ح) [ابو داود:٣٦٦٧،]ـ

7203- Bahwa aku duduk bersama sauatu kaum untuk mengingat Allah swt setelah shalat shubuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang anak cucu Ismail as, Bahwa aku duduk bersama sauatu kaum untuk mengingat Allah swt setelah shalat ashar hingga terbenamnya matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang (budak). (HR. Abu Dawud dari Anas. SHAHIH) [ Abu Dawud: 3667].

          Hadits ini menunjukan keutamaan majlis dzikir setelah shalat shubuh dan shalat ashar, lebih utama daripada memerdekakan hamba sahaya dari kelompok kaum termulia anak cucu Ismail as.[2]

          Surat An-Nur ayat 36

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

          Artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. (QS An-Nur: 36)

١٥٨٧ــ أَمَا إِنَّكَ لَوْقُلْتَ حِيْنَ أَمْسَيْتَ، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ، لَمْ تَضُرُّكَ (م د) عن أبي هريرة (صح)ـ

1587- Ingat…sesungguhnya apabila kamu mengucapkan di waktu sore hari (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya”maka tidak akan membahayakanmu (ciptaan Allah swt tersebut). (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH)[3]

١٥٨٨ــ أَمَا إِنَّهُ لَوْقَالَ حِيْنَ أَمْسَى، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ مَاضَرَّهُ لَدْغُ عَقْرَبٍ حَتَّى يُصْبِحَ (ه) عن أبي هريرة (ح)ـ

1588- Ingat sesungguhnya apabila ia mengucakkan di waktu sore (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ)“Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakannya sengatan kalajengkin sampai pagi hari. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. HASAN)

          Sesungguhnya obat – obat ilahiyyah bermanfaat sebelum, pada saat, dan sesudah suatu penyakit menimpa seseorang.[4]

٨٠٥ـ إِذَا كَانَ جُنْحُ الْلَيْلِ فَكُفُّوْا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ تَنْتشِرُ حِيْنَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللّيْلِ فَخَلُّوْاهُمْ، وَأَغْلِقُوْا الْأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللّهِ،  فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتحُ بَابًا مُغلِقًا، وَأَوْكِئُوْا قرَبَكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللّهِ، وَخَمِّرُوْا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللّهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرِضُوْا عَليْهِ شَيْئًا وَ أَطْفِئُوا مَصَابِيْحَكُمْ (حم ق د ن) عن جابر (صح)ـ

805- Apabila telah datang kegelapan malam maka tahanlah anak kecil kalian karena sesungguhnya syetan sedang bertebaran saat itu. Kemudian jika sudah berlalu sesaat dari malam (tersebut) maka lepaskanlah mereka, kuncilah pintu dan sebutlah nama Allah, karena sesunguhnya syetan tidak akan membuka pintu yang ditutup (dengan menyebut nama Allah), Tutupilah bejana - bejana kalian dan sebutlah nama Allah, Tutupilah wadah - wadah kalian dan sebutlah nama Allah walaupun hanya dengan meletakkan / melintangkan sesuatu dan padamkanlah lampu-lampu kalian. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasaa-i dari Jabir. SHAHIH)

Ada tujuh perbuatan yang sebaiknya dilakukan pada awal malam (menjelang maghrib hingga awal waktu isya) yaitu 1.Menahan anak kecil, 2.Melepaskan anak kecil, 3.Mengunci pintu, 4.Menutup bejana, 5.Menutup wadah, 6.Memadamkan lampu, 7. Dzikir .[5]

          Disunnahkan juga membaca basmalah berikut sebanyak tiga kali di waktu pagi dan sore hari berdasarkan beberapa hadits shahih.

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ

Artinya: “(Aku berlindung) dengan Nama Allah yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu di bumi dan di langit yang bisa membahayakan. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (HR. Abu Dawud (5088), Tirmidzi (3388), Ibnu Majah (3869). SHAHIH)

٤٣٠٩ــ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَ بِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا (حم م ت ) عن العباس بن عبد المطلب (صح)ـ

4309- Niscaya akan merasakan rasanya iman bagi orang yang ridha terhadap Allah sebagai Rabb, islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul. (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi dari Abbas bin Abdul Muthalib. SHAHIH).[6]

          Disunnahkan juga membaca taradhi sebanyak tiga kali di waktu pagi dan sore berdasarkan hadits Sunan Tirmidzi nomor 3389 dan Shahih Muslim nadits nomor 1884

مَن قالَ حينَ يُمسي : رضيتُ باللَّهِ ربًّا ، وبالإسلامِ دينًا ، وبمحمَّدٍ نبيًّا ، كانَ حقًّا على اللَّهِ أن يُرْضيَهُ (سنن الترمذى:٣٣٨٩) عن  ثوبان مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم (ضعيف) قال ابو عيسى هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه ـ

          Artinya: Barangsiapa berkata saat masuk waktu sore: (رضيتُ باللَّهِ ربًّا ، وبالإسلامِ دينًا ، وبمحمَّدٍ نبيًّاAku ridha Allah sebagai Rabb (Tuhan), islam sebagai agama, dan Muhammad (saw adalah seorang) Nabi, maka dia berhak mendapatkan ridha Allah swt. (HR. Tirmidzi (3389) dari Tsaubaan maula Rasulallah saw. DHAIF). Abu Musa berkata hadits ini hasan gharib dari wajah ini.

٨٨١١ــ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِىَ عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ (طب) عن أبى الدرداء (ح)ـ

 

8811- Barangsiapa bershalawat atasku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali maka ia tercapai oleh syafaatku di hari kiamat. (HR. Thabrani dari Abu Dardaa`. HASAN)[7]

٤٧٤٣ــ سَيِّدُ الِاسْتِغْفارِ أنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلَّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا علَى عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي؛ فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أنْتَ. مَن قالَها مِنَ النَّهارِ مُوقِنًا بها، فَماتَ مِن يَومِهِ قَبْلَ أنْ يُمْسِيَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ، ومَن قالَها مِنَ اللَّيْلِ وهو مُوقِنٌ بها، فَماتَ قَبْلَ أنْ يُصْبِحَ، فَهو مِن أهْلِ الجَنَّةِ (حم خ ن) عن شداد بن أوس (صح)ـ

4743- Pemimpin istighfar adalah engkau mengucapkan (اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا إلَهَ إلَّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا علَى عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي؛ فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أنْتَ) Barangsiapa mengucapkannya di siang hari dengan meyakininya, lalu meninggal di hari itu sebelum sore maka ia termasuk ahli surga, dan barang siapa mengucapkannya di malam hari dengan meyakininya lalu ia meninggal di malam itu sebelum pagi, ia termasuk ahli surga. (HR. Ahmad, Bukhari, dan Nasaai dari Syadad bin Aus. SHAHIH)

          Dzikir paling utama untuk meminta ampunan kepada Allah swt adalah dzikir ini (sayyidul istighfar) yang mengumpulkan semua makna – makna taubat. Istighfaar (إسْتِغْفَار) adalah memohon ampunan (مَغْفِرَة), dan maghfirah adalah menutupi dosa dan dimaafkan.

          Orang yang membaca sayyidul istighfar dengan ikhlash berhak masuk surga bersama as-saabiqiin al-awwaliin atau masuk surga tanpa di siksa terlebih dahulu, jika tidak demikian maka apa bedanya dengan orang beriman lainnya karena setiap orang beriman akan masuk surga meskipun tidak mengucapkan sayyidul istighfar.[8]

٨٧٣٨ــ مَنْ سَبَّحَ فِى دُبُرِ صَلَاةِ الْغَدَاةِ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ وَهَلَّلَ مِائَةَ تَهْلِيْلَةٍ غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (ن) عن أبى هريرة (صح)ـ

8738- Barangsiapa membaca tasbih (سُبْحَانَ اللّٰهِ) dibelakang shalat pagi (setelah shalat shubuh) seratus tasbihan dan membaa tahlil (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ) seratus tahlilan maka dosanya diampuni walaupun banyaknya seperti buih lautan. (HR. Nasaai dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Ada yang menjelaskan bahwa yang dimaksud hadits ini adalah barang siapa setelah shalat subuh membca tasbih 33x (سُبْحَانَ اللّٰهِ). Tahmid 33x (الْحَمْدُ لِلّٰهِ), takbir 33x (اللّٰهُ أَكْبَر), dan tahlil 1x (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ), maka dosa – dosanya akan dihapuskan walaupun sebanyak buih di lautan.[9]

٦٩٧٣ــ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنَ الْجَانِّ وَعَيْنِ الْإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتْ المُعَوِّذَتَانِ، فَلَمَّا نَزَلَتْ أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَاسِوَاهُمَا (ت ن ه) والضياء عن أبي سعيد(صح)ـ

6973- Beliau mohon perlindungan (kepada Allah swt) dari gangguan jin dan mata manusia sampai turun dua surat al-mu`awwidzatain, maka setelah turun, beliau mengambilnya dan meninggalkan yang selain keduanya. (HR. Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah dan Dhiyaa dari Abi Sa`id. SHAHIH)

          Hadits ini menunjukan keutamaan dan kecukupan surat al-mu`awwidzatain untuk mohon perlindungan kepada Allah swt dari semua keburukan.[10]

قَالَ { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ }  والمَعُوذَتَيْنِ، حين تُمْسِي وَحين تُصْبِحُ ثلاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ (ابو داود: ٥٠٨٢، الترمذى:٣٥٧٥) (حسن)ـ

          Nabi bersabda, Bacalah (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) surat Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Surat Al-Falaq dan An-Nas) ketika sore hari dan ketika pagi hari tiga kali maka akan mencukupimu dari segala sesuatu. (HR. Abu Dawud (5082) dan At-Tirmidzi (3575). SHAHIH)

٨٩٢٦ــ من قرأَ آيةَ الكرسيِّ دُبُرَ كلِّ صلاةٍ مَكتوبَةٍ، لَم يمنعْهُ من دُخولِ الجنَّةِ إلَّا أن يموتَ (النسائى، وابن حبان) عن أبى أمامة (صح)ـ

8926- Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga selain kematian. (HR. Nasaai dan Ibnu Hibban dari Abi Umamah. SHAHIH).

          Salah satu maksudnya adalah tidak ada syarat lagi yang harus dipenuhi untuk bisa masuk surga selain kematian.[11]

Dalam riwayat lainnya dijelaskan

إِذَا قَرَأَتْهَا غُدْوَةً أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى تُمْسِيَ ، وَإِذَا قَرَأَتْهَا حِيْنَ تُمْسِي أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى تُصْبِحَ

          Artinya: Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga petang. Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi hingga pagi.” (HR. Al Hakim 1: 562)

٦١٣٥ــ قُلْ اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِى وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ قُلْهَا إِذَاأَصْبَحْتَ وَإِذَاأَمْسَيْتَ وَإِذَاأَخَذْتَ مَضْجَعَكَ (حم د ت حب ك) عن أبى هريرة (صح)ـ

          6235- Katakanlah () Ya Allah pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Tuhan segala sesuatu dan Pemiliknya, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan diriku dan dari keburukan syetan dan sekutunya. Bacalah itu ketika pagi hari, sore hari, dan ketika kamu hendak tidur. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim dari Abu Hurairah. SHAHIH)[12]

٤٥٥ـ إِذَا أَصْبَحْتُمْ فَقُوْلُوْا اَللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (ه وابن السنى)  عن أبى هريرة (ح)ـ

          455- Apabila kalian masuk waktu pagi maka ucapkanlah oleh kalian: (اَللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ) Ya Allah, dengan (karunia)-Mu kami berpagi-pagi, dengan (karunia)-Mu kami bersore-sore, dengan (karunia)-Mu kami hidup, dengan (karunia)-Mu kami mati, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Suni dari Abu Hurairah. HASAN)[13]

٦٥٨٢ــ كَانَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى قَالَ أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَطِ الْإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَاكَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ (حم طب) عن عبد الرحمن بن أبزى (ح)ـ

          6582- Beliau apabila pagi-pagi dan sore-sore memngucapkan (أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَطِ الْإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَاكَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ) Kami pagi-pagi di atas fitrah islam, kalimat ikhlash, agama Nabi kita Muhammad saw, dan agama bapak kita Ibrahim yang condong (kepada kebenaran), berserah diri, dan ia bukan termasuk orang – orang musyrik. (HR. Ahmad dan Thabrani dari Abdurrahman bin Abzaa. HASAN)[14]

١٤٥٧ــ  اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِى فِى بُكُوْرِهَا (حم ٤ حب) عن صخر الغامدى (ه) عن إبن عمر (طب) عن ابن عباس وعن ابن مسعود وعن عبد الله بن سلام وعن عمران بن حصين وعن كعب بن مالك وعن النواس بن سمعان (ح)ـ

          1457- Ya Allah berkahilah umatku di pagi harinya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Hibban dari Shakhr Ghaamidi. Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar. Riwayat Thabrani dalam Al-Kabir dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas`ud, Abdullah bin Salam, Imran bin Hushain, Ka`b bin Malik, dan dari Nawwas bin Sam`aan. HASAN)[15]



[1] Jaami`ush Shaghiir 6055. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6055.

[2] Jaami`ush Shaghiir 7203., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7203., Abu Dawud 3667.

[3] Jaami`ush Shaghiir 1587., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1587.. Muslim 3709., dalam Sunan Tirmidzi hadits nomor 3604 disebutkan membacanya tiga kali.

[4] Jaami`ush Shaghiir 1588., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1588., Ibnu Majah 3518.

[5] Jaami`ush Shaghiir 805., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 805.,  Bukhari 3280.

[6] Jaami`ush Shaghiir 4309., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4309.

[7] Jaami`ush Shaghiir 8811., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8811.

[8] Jaami`ush Shaghiir 4743., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4743. Bukhari 6323.

[9] Jaami`ush Shaghiir 8738., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8738. Nasaai 1354.

[10] Jaami`ush Shaghiir 6973., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6973., Tirmidzi 2058.

[11] Jaami`ush Shaghiir 8926., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8926.

[12] Jaami`ush Shaghiir 6135., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6135. Abu Dawud 5067.

[13] Jaami`ush Shaghiir 455., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 455., Ibnu Majah 3868.

[14] Jaami`ush Shaghiir 6582., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6582.

[15] Jaami`ush Shaghiir 1457., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1457.

=

 

١٥٨٧ــ أَمَا إِنَّكَ لَوْقُلْتَ حِيْنَ أَمْسَيْتَ، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ، لَمْ تَضُرُّكَ (م د) عن أبي هريرة (صح)ـ

          1587- Ingat…sesungguhnya apabila kamu mengucapkan di waktu sore hari (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakanmu (ciptaan Allah swt tersebut). (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Maksud kalimat yang sempurna adalah kalimat yang tidak mengandung kekurangan, tidak mengandung cacat, tidak mengandung keraguan, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Kalimat sempurna tersebut adalah Al-Qur`an.

Dalam menjelaskan hadits ini Imam Munawi mengutip sebagian ayat surat Al-An`am ayat 115 berikut (وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (الأنعام:١١٥)ـ) artinya: Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Al-An`am ayat 115).[1]

١٥٨٨ــ أَمَا إِنَّهُ لَوْقَالَ حِيْنَ أَمْسَى، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ مَاضَرَّهُ لَدْغُ عَقْرَبٍ حَتَّى يُصْبِحَ (ه) عن أبي هريرة (ح)ـ

          1588- Ingat sesungguhnya apabila ia mengucakkan di waktu sore (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakannya sengatan kalajengkin sampai pagi hari. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. HASAN)

          Sesungguhnya obat – obat ilahiyyah bermanfaat sebelum, pada saat, dan sesudah suatu penyakit menimpa seseorang. [2]

٨٧٢ــ إِذَ نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلًا فَلْيَقُلْ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، فَإِنَّهُ لَايَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ عَنْهُ (م) عن خولة بنت حكيم (صح)ـ

872- Apabila kalian memasuki suatu tempat maka bacalah doa: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, dengan demikian maka kalian akan terbebas dari segala macam bahaya sehingga kalian pergi dari tempat tersebut. (HR. Muslim dari Khaulah binti Hakim. SHAHIH)

Apabila kalian memasuki suatu tempat, terutama tempat-tempat yang anda sangka memiliki bahaya, seperti bahaya binatang buas, binatang melata, mahluk halus, atau bahaya-bahaya lainnya, maka bacalah doa tersebut diatas, Insya Allah kalian akan terbebas dari bahaya-bahaya tersebut dan dari kejahatan semua mahluk Allah selama di tempat tersebut hingga kalian pergi.

Yang dimaksud kalimat sempurna menurut sebagian ulama adalah ilmu Allah swt, sifat Allah swt, Al-Qur`an atau semua yang pernah diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul.[3]

٧٤٠٣ــ لَوْ أَنَّ  أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ (ه) عن خولة بنت حكيم (ح)ـ

7403- Apabila salah seorang dari kalian memasuki suatu tempat kemudian benar-benrar membaca doa: (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ) aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, maka dengan demikian tidak akan ada yang bisa membahayakannya di tempat tersebut sehingga ia pergi dari tempat tersebut. (HR. Ibnu Majah dari Khaulah binti Hakim. HASAN)[4]

 



[1] Jaami`ush Shaghiir 1587. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1587.

[2] Jaami`ush Shaghiir 1588. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1588.

[3] Jaami`ush Shaghiir 872. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 872.

[4] Jaami`ush Shaghiir 7403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7403.

=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar