Laman

Minggu, 11 Februari 2018

Kitab Al-Jami ash-Shaghir Hadits Nomor 00024 (Tanda iman dan munafik)


مختصر صحيح البخارى ومسلم للإمام السيوطى ــ ١٩
=
١٢ــ١٩ــ آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وَآيَــةُ النِّفَاقِ بُعْضُ الأَنْصَارِ (حم ق ن) عن أنس [الجامع ٢٤، بخاري ١٧، مسلم ٧٤] ــ

=

[12](19) Tanda keimanan adalah cinta sahabat anshar dan tanda kemunafikan adalah benci sahabat anshar. [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari  Anas] [Al-Jami: 24, Bukhari 17, Muslim: 74]

Yang dimaksud kaum anshar adalah suku Aus dan suku Khazraj, sebelumnya mereka dikenal dengan sebutan Bani Qailah, yeng merupakan induk dari kedua kabilah tersebut.

Suku Aus dan suku Khazraj diberi keistimewaan dengan sebutan anshar karena dari sekian banyak kabilah-kabilah arab mereka berdualah yang benar-benar bisa memberikan pertolongan maksimal kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat muhajirin.

Karena sikapnya tersebut suku Aus dan suku Khazraj banyak dimusuhi dan dibenci oleh suku – suku arab dan non arab. Sebaliknya mereka mendapatkan simpati dan kecintaan dari Nabi dan kaum muhajirin. Sehingga Nabi menegaskan jika cinta kepada kaum anshar bisa menjadi salah satu tanda keimanan seseorang dan membenci kaum anshar juga bisa menjai salah satu tanda kemunafikan seseorang. 

=

Hadits Nomor 24 (Tanda iman dan munafik)

آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وَآيَــةُ النِّفَاقِ بُعْضُ الأَنْصَارِ

Artinya:
Tanda keimanan adalah cinta sahabat anshar dan tanda kemunafikan adalah benci sahabat anshar. 

[HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari  Anas, SHAHIH]

Penjelasan
Salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang adalah mencintai saudara seiman, seperti mencintai sahabat anshor. Tidaklah mencintai sahabat anshor terkecuali orang - orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Ketika cinta bisa menjadi tanda iman maka sebaliknya kebencian kepada mereka bisa menjadi salah satu tanda yang nyata akan kemunafikan. 

=======

=

SHAHIH JAMI`US SHAGHIR 11-20

٢٢ــ١١ــ آيَةُ مَا بَيْنَنا وَبَيْنَ المُنافِقِينَ أنَّهُمْ لاَ يَتَضَلَّعُونَ مِنْ زَمْزَمَ (4 هـ ك) عَن ابْن عَبَّاس (صح)ـ[1]

[22](11)- Tanda perbedaan antara kita dan orang munafik adalah mereka tidak mau memperbanyak minum air zam – zam. (HR. Bukhari dalam kitab At-Tarikh, Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH)

٢٤ـ١٢ــ آيَةُ الإيمانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وآيَةُ النِّفاقِ بُغْضُ الأنْصارِ (حم ق ن) عَن أنس (صح)ـ[2]

[24](12)- Tanda keimanan adalah cinta sahabat anshar dan tanda kemunafikan adalah benci sahabat anshar. [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari  Anas] [Al-Jami: 24, Bukhari 17, Muslim: 74]

٢٥ـ١٣ـ آيَةُ المُنافِقِ ثَلاَثٌ إذَا حَدَّثَ كَذَبَ وإذَا وعَدَ أخْلَفَ وإذَا ائْتُمِنَ خانَ (ق ت ن) عَن أبي هُرَيْرَة (صح)ـ[3]

                [25](13)- Tanda - tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata ia dusta, apabila berjanji ia menyalahi janji, apabila dipercaya ia berkhianat. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaa-i dari Anas, SHAHIH)

٢٨ـ١٤ـ  إئتِ المَعْروفَ،وَاجْتَنِبِ المُنْكَرَ وانْظُرْ مَا يُعْجِبُ أُذُنَكَ أنْ يَقُولَ لَكَ القَوْمُ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فَأْتِهِ وانْظُرُ الَّذِي تَكْرَهُ أنْ يَقُولَ لَكَ القَوْمَ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فاجْتَنِبْهُ (خد) وَابْن سَعْدٍ والبَغَوي فِي مُعْجَمه والباوَرْدي فِي المَعْرِفَةِ (هَب) عَن حَرْمَلَةَ بن عبد الله بن أوسٍ وَمَا لَهُ غَيره (ح)ـ[4]

                [28](14)- Kerjakanlah kebaikan dan tinggalkanlah kemungkaran. Lihatlah (pikirkanlah) perkataan kaum (yang diucapkan ketika kamu tidak bersama mereka) yang membuatmu senang maka kerjakanlah. Lihatlah perkataan kaum (yang diucapkan ketika kamu tidak bersama mereka) yang membuat kamu tidak senang maka jauhilah. (HR Bukhari dalam Al-Adab, Ibnu Sa`d. Baghawi dalam Mu`jamnya. Baarudi dalam Al-Ma`rifah dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Harmalah bin Aus, dan ia tidak mempunyai selain hadits ini. HASAN)

٢٩ـ١٥ـ ائْتِ حَرْثَكَ أنَّى شِئْتَ وأطْعِمْها إِذا طَعِمْتَ واكْسُها إِذا اكْتَسَيْتَ ولاَ تُقَبِّحِ الوَجْهَ ولاَ تَضْرِبْ (د) عَن بَهْزِ بن حَكِيمٍ عَنْ أبِيهِ عَنْ جَدِّهِ (ح)ـ[5]

                [29](15) Garaplah ladangmu bagaimana kamu mau (setubuhilah istrimu sesukamu), berilah dia makan apabila kamu makan, berilah dia pakaian apabila kamu berpakaian, janganlah mencela wajahnya dan janganlah memukulnya. (HR Abu Dawud dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya. HASAN)

٣١ـ١٦ـ اِئْتُوا الدّعوةَ اِذَا دُعِيْتُم (م) عن ابن عمر (صح)ـ[6]

                [31](16)- Datanglah ke undangan jika kalian diundang. (HR Muslim dari Ibnu Umar, SHAHIH)

٣٢ـ١٧ـ إِئتَدِمُوْا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوْا بـِهِ فَاِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ (هـ ك هب) عن ابن عمر(صح)ـ[7]

                [32](17)- Berlauklah dengan minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya minyak zaitun keluar dari pohon yang diberkahi. (HR. Ibnu Majah, Hakim dan Baihaqi dari Ibnu Umar, SHAHIH)

٣٤ـ١٨ـ اِئْتَدِمُوْا مِنْ هَذِهِ ٱلشَّجَرَةِ ـ يَعْنِى الزّيْتَ ـ وَمَنْ عُرِضَ عَلَيْهِ طِيْبٌ فَلْيُصِبْ مِنْهُ (طس) عن ابن عباس (ح)ـ[8]

                [34](18)- Berlauklah kalian dari pohon ini - maksudnya pohon zaitun - Barang siapa yang ditawari minyak wangi maka hendaklah menerimanya. (HR Thabrani dari Ibnu Abbas.HASAN)

٣٦ـ١٩ـ إِئْتَذَنُوْا لِلنِّسَاءِ أَنْ يُصَلِّيْنَ بِللَّيْلِ في الْمَسْجِدِ (ت والطيالسي) عن ابن عمر (صح)ـ[9]

                [36](19)- Izinkanlah kaum perempuan untuk shalat malam di masjid. (HR. Thayaalisi dari Ibnu Umar, SHAHIH)

٣٧ـ٢٠ـ  ائْذَنُوْا لِلنِّسَاءِ بِاللَيْلِ اِلى الْمَسَاجِدِ (حم م د ت) عن ابن عمر (صح)ـ[10]

                [37](20)- Izinkanlah kaum perempuan pergi ke masjid di malam hari. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar, SHAHIH)



[1] Jam`ul Jawaami`: 51., Jami`us Shaghir: 22., Fathul Kabiir: 38., Kunuuzul Haqaaiq: .

[2] Jam`ul Jawaami`: 47., Jami`us Shaghir: 24., Fathul Kabiir: 33., Kunuuzul Haqaaiq: .

[3] Jam`ul Jawaami`: 48., Jami`us Shaghir: 25., Fathul Kabiir: 36., Kunuuzul Haqaaiq: .

[4] Jam`ul Jawaami`: 54., Jami`us Shaghir: 28., Fathul Kabiir: 39., Kunuuzul Haqaaiq: .

[5] Jam`ul Jawaami`: 55., Jami`us Shaghir: 29., Fathul Kabiir: 40., Kunuuzul Haqaaiq: .

[6] Jam`ul Jawaami`: 60., Jami`us Shaghir: 31., Fathul Kabiir: 45., Kunuuzul Haqaaiq: .

[7] Jam`ul Jawaami`: 65., Jami`us Shaghir: 32., Fathul Kabiir: 41., Kunuuzul Haqaaiq: .

[8] Jam`ul Jawaami`: 66., Jami`us Shaghir: 34., Fathul Kabiir: 42., Kunuuzul Haqaaiq: .

[9] Jam`ul Jawaami`: 72., Jami`us Shaghir: 36., Fathul Kabiir: 47., Kunuuzul Haqaaiq: 12.

[10] Jam`ul Jawaami`: 71., Jami`us Shaghir: 37., Fathul Kabiir: 48., Kunuuzul Haqaaiq: .

=
SUMBER
- Imam Suyuthi. tth. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Indonesia: Dar Ihya.  Jilid.I. hlm.4. hadits nomor 24.
- Imam Suyuthi. 2016. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits.. hlm.14. hadits nomor 24.
- Imam Suyuthi. 1995. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Jilid I. Terjemahan oleh Nadjih Ahjad. Surabaya: PT. Bina Ilmu. hlm.37. hadits nomor.24.
- Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah. Jilid I. Terjemahan oleh Imam Rosadi, et.al.. Jakarta: Pustaka Azzam. Hlm. 83. hadits nomor.15.
- Al-Munawi. Imam Abdurrouf. 1972. Faidhul Qodir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir. Beirut:  Darul Ma'rifah, cet.2.  Jilid.I. hlm.62.  hadits nomor 24

- Ash-Shan`ani. Imam Ash-Shan'ani. 2011. At-Tanwir Syarah al-Jami’ ash-Shaghir. Riyadh: Darus Salam, cet.1. Jilid I. Hlm.218. hadits nomor 24



Kitab: Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir  [الجامع الصغير في أحاديث البشير النذير ]
Penulis : Al-Hafidz Al-Imam Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-SuyuthiAs [arab: جلال الدين السيوطي‎ ]
Penerbit: Maktabah Darul Ihya' Al-Kutub Al-'Arabiyyah
Negara : Indonesia
Bab : Huruf hamzah [  أ ]
Nomor Hadits : 23
Halaman : 4
Letak : Baris ke-27
========




Buku terjemah : Terjemahan Al-Jami`us Shaghier
Penerjemah : H. Nadjih Ahjad
Penerbit : PT Bina Ilmu
Kota : Semarang - Indonesia
Tahun : 1995
Bab :  Huruf hamzah [  أ ]
Nomor Hadits : 24
Halaman : 37
Letak : Kanan bawah
=========
 Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah. Jilid I. Terjemahan oleh Imam Rosadi, et.al.. Jakarta: Pustaka Azzam. hlm.83. hadits nomor.15.



Al-Munawi. Imam Abdurrouf. 1972. Faidhul Qodir Syarah Al-Jami' Ash-Shoghir. Beirut:  Darul Ma'rifah, cet.2.  Jilid.I. hlm.62.  hadits nomor 24.

Lain  lain
https://muslim.or.id/21421-mencintai-kaum-anshar-tanda-iman.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar