Laman

Minggu, 01 Januari 2023

SYARAH HIKAM HIKMAH KE-208: Melatih Diri Ridha Kepada Takdir

  


٢٠٨ـ حُقُوقٌ فِي الأَوْقَاتِ يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا ، وَحُقُوقُ الأَوْقَاتِ لا يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا، إِذْ مَا مِنْ وَقْتٍ يَرِدُ إِلاَّ وَللهِ عَلَيْكَ فِيهِ حَقٌّ جَدِيدٌ ، وَ أَمْرٌ أَكِيْدٌ ، فَكَيْفَ تَقْضِي فِيْهِ حَقَّ غَيْرِهِ وَأَنْتَ لمْ تَقْضِ حَقَّ اللهِ فِيهِ ـ

208- Hak – hak yang di atur di dalam waktu mungkin saja diqodha tetapi hak – haknya waktu tidak mungkin dikodha karena tidak ada satu waktupun yang datang terkecuali ada hak baru yang wajib atasmu dan perintah (baru) yang ditekankan. Bagaimana kamu bisa menunaikan hak selain Allah padahal kamu tidak menunaikan hak Allah dalam waktu tersebut.

Salah satu contoh perbuatan yang tidak bisa diqadha adalah sikap kita kepada Allah swt yang harus selalu baik dan ridha kepada Allah swt.

Untuk melatih sikap tersebut Gus Baha mengajarkan beberapa hal berikut:

1.      Membaca doa bangun tidur, terus wudhu, terus shalat.

2.      Jika belum bisa yang penting ingat Allah, ingatlah sisi baik Allah swt saja

3.      Membaca doa taradhi pagi dan sore masing – masing tiga kali

4.      Latihlah ridha setiap bangun tidur dengan cara menikmati atau melakukan yang disenangi seperti ngopi.

5.      Bahagia, Senang, Tertawa sebagai tanda ridha kepada takdir Allah swt

6.      Jangan sampai mrengut kepada Allah swt

7.      Dosa terbesar adalah lupa kepada Allah swt

Al-`Ankabut

 

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ (43)ـ

43- Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu. (QS. Al-Ankabut: 43)

Bangun Tidur

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ (بخارى:١١٤٢، مسلم:٧٧٦)ـ

Setan mengikat tiga tali ikatan di atas tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur, setan mengencangkan ikatan tersebut (sambil berkata): Malam masih panjang maka tidurlah. Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudhu maka lepaslah tali yang kedua, dan jika ia mendirikan shalat lepaslah satu tali ikatan, dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan jiwa yang tentram. Namun bila dia tidak melakukan itu, maka pagi itu jiwanya tidak tentram dan ia merasa malas.(HR. Bukhari 1142. Muslim 776)

Sumber

https://www.youtube.com/watch?v=ietbHgd-ULs [28:07 – 1:01:20]

SYARAH HIKAM HIKMAH KE-207: Supaya Cahaya Ilahi Betah di Hati

 


٢٠٧ـ رُبَّمَا وَرَدَتْ عَلَيْكَ الأَنْوَارُ فَوَجَدَتِ القَلْبَ مَحْشُوَّاً بِصُوَرِ الآثَارِ فَارتَحَلَتْ من حَيْثُ جَاءَتْ، فَرِّغْ قَلْبَكَ مِنَ الأَغْيَارِ يمْلأْهُ بِالمَعَارِفِ وَالأَسْرَارِ، لا تَسْتَبْطِئْ النَّوَالَ ، وَلَكِنْ اسْتَبْطِئْ مِنْ نَفْسِكَ وُجُودَ الإِقْبَالِ ـ

 

207- Terkadang banyak cahaya telah datang kepadamu dan mendapatkan hatimu penuh dengan gambaran – gambaran keduniawian maka dia pergi kembali ke tempat asal dia datang. Kosongkanlah hatimu dari keduniawian maka Allah akan memenuhinya dengan ma`rifat dan rahasia – rahasia. Janganlah kamu menganggap lambat datangnya berbagai karunia tetapi anggaplah dirimu yang lambat menghadap kepada – Nya.

Gus Baha menjelaskan shuwaril atsar dengan Sifat ananiah,fir`auniyah, mengatur, sifat saya merupakan salah satu yang membuat nur pergi.

Air hujan itu suci mensucikan tetapi nasibnya akan di tentukan oleh wadah yang menampungnya, jika alat penampungnya suci maka air tersebut akan dihukumi suci tetapi jika alat penampungnya najis maka air tersebut akan dihukumi najis.

Sumber

1.       Ibnu `Abad (غيث المواهب العلية) hlm. 255-253.

2.       Ibnu `Ajibah (إيقاظ الهِمَم) Bab 22.2. Hlm.397-400.

3.      Syarqawi (المنح القدسية) Hikmah 207, hlm. 248.

4.       Syarnubi (شرح الحكم العطائية) Hikmah 205-207. Hlm 138.

5.       Al-Buthi (الحكم العطاية شرح وتحليل) Hikmah 200. Juz 4. Hlm.385.

6.      Terjemah A. Sunarto Hikmah 90. Hlm. 282-284.

7.       Terjemah Syarnubi : Hikmah 198-200. Hlm.762-766.

8.       https://www.youtube.com/watch?v=ietbHgd-ULs [..: 28:07]