Laman

Sabtu, 18 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 1558 Berlindung dari hati yang tidak khusuk, dln

  

١٥٥٨ـــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ والْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالهَرَمِ وَعَذَاب القَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ. اَللّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَايَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَايَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَاتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَايُسْتَجَابَ لَهَا (حم) وعبد بن حميد (م ن) عن زيد بن أرقم (صح)ـ

          1558- Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lemah, malas, penakut, kikir, pikun, siksa kubur, fitnah dajjal. Ya Allah berilah jiwaku ketakwaannya dan bersihkanlah dia (karena) Engkaulah sebaik-baik yang membersihkannya, Engkau penguasa dan pengurusnya. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusuk, dari jiwa yang tiada puas – puasnya dan dari doa yang tidak dikabuli. (HR. Ahmad dan `Abd bin Humaid, Muslim dan Nasaai dari Zaid bin Arqam. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1558. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1558.

Jaami`ush Shaghiir 1521 Berlindung dari murka Allah swt

  

١٥٢١ــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَاأُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَاأَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ (م ٤) عن عائشة (صح)ـ

          1521- Ya Allah aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu dan dengan penyelamatan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung kepad-Mu dari (murka)-Mu, aku tidak bisa menghitung pujian atas-Mu seperti Engkau memuji diri-Mu. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah dari Aisyah. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1521. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1521.

Jaami`ush Shaghiir 1489 Berlindung dari lemah, malas, penakut, kikir, pikun, keras hati, lalai, kekurangan, hina, kemiskinan. D

  

١٤٨٩ــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ والْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالهَرَمِ وَالْقَسْوَةِ وَالْغَفْلَةِ وَالْعَيْلَةِ وَالْذِلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ وَ أَعُوْذُ بِكَ  مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ وَالْفُسُوْقِ وَالشِّقَاقِ والنِّفَاقِ والسُّمْعَةِ وَالرِّيَاءِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الصَّمَمِ وَالْبُكْمِ وَالْجُنُوْنِ وَالجُذَامِ وَالْبَرَصِ وَسَيْءِ الْأَسْقَامِ (ك) وَالْبَيْهَقى فى الدعاء عن أنس (صح)ـ

          1489- Ya Allah Aku berlindung kepada-Mu dari lemah, malas, penakut, kikir, pikun, keras hati, lalai, kekurangan, hina, kemiskinan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, pertengkaran, kemunafikan, sok gengsi, riya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari tuli, bisu, gila, lepra, dan sakit – sakit yang jelek. (HR. Hakim dan Baihaqi dalam Ad-Du`aa dari Anas. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1489. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1489.

Jumat, 17 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 1471 Berlindung dari : (25) Hilangnya nikmat, (26) Bergesernya keselamatan, (27) Mendadaknya hukuman, (28) Kemurkaan Allah SWT

  

١٤٧١ــ  اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجْأَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ (م د ت) عن إبن عمر (صح)ـ

          1471- Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, dan dari bergesernya keselamatan-Mu, dan dari dadakannya hukuman-Mu, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1471. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1471.

Jaami`ush Shaghiir 1465 Berlindung dari keburukan apa yang telah diperbuat dan dari keburukan apa yang tidak diperbuat

  

١٤٦٥ــ  اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّمَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّمَا لَمْ أَعْمَلْ (م د ن ه) عن عائشة (صح)ـ

          1465- Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku perbuat dan dari keburukan apa yang tidak aku perbuat. (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasaai dan Ibnu Majah dari Aisyah. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1465. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1465.

Jami`ush Shaghiir 1453 Berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat, amal yang tidak diterima dan doa yang tidak dikabulkan

  

١٤٥٣ــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَايَنْفَعُ وَعَمَلٍ لَايُرْفَعُ وَعُاءٍ لَايُسْمَعُ (حم حب ك) عن أنس (صح)ـ

          1453- Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari amal yang tidak diangkat dan dari doa yang tidak didengar. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Haakim dari Anas. SHAHIH)

          Ilmu yang tidak bermanfaat misalnya adalah ilmu yang dilarang mempelajarinya oleh syara, ilmu yang tidak disertai amal, ilmu yang tidak menambah kesucian jiwa dan ahlak terpuji, atau ilmu – ilmu yang tidak menambah pahala di sisi Allah swt.

          Ilmu didahulukan daripada amal karena amal tanpa ilmu adalah kesesatan (قدم العلم على العمل لِأن العمل بدون علم ضلال).[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1453. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1453.

Kamis, 16 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 6203 Masjid adalah rumah oran beriman / bertakwa

  

٩٢٠٣ــ الْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ مُؤْمِنٍ (حل) عن سلمان (ح)ـ

          9203- Masjid adalah rumah setiap orang mukmin. (HR. Abu Nu`aim dari Salman. HASAN)

          Dalam riwayat lain dikatakan masjid adalah rumah setiap orang bertakwa.

Ath-Thabraani berkata: Hadits ini memberikan isyarat tidak mengapa mukim (diam/tinggal) di masjid dan memanfaatkan masjid untuk sesuatu yang halal seperti makan, minum, duduk, tidur dan sejenisnya asalkan tidak menodai kehormatan masjid. Ulama lain menambahkan orang fakir boleh tinggal di masjid. Tetapi ulama lain berkata bahwa yang dibolehkan adalah i`tikaff, shalat, membaca Al-Qur`an, dan perkara-perkara lain yang sesuai dengan tujuan dibangunnya masjid bersangkutan. 

Jaami`ush Shaghiir 634 Orang beriman biasa ke masjid

٦٣٤ــ إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسَاجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ بِالْإِيْمَانِ (حم ت ه) وابن خزيمة (حب ك ن هق) عن أبي سعيد (صح)ـ

=

634- Apabila kamu melihat orang laki-laki membiasakan diri ke masjid maka bersaksilah baginya dengan imannya. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, Ibnu Hibban Haakim, Nasaai, dan Baihaqi dari Abu Sa`id. SHAHIH)

Orang - orang yang membiasakan berdiam diri atau duduk di masjid yang merupakan surga dunia akan menjadi sebab masuk ke dalam surga akherat yang merupakan tempat tinggal orang - orang beriman. 

Makna lain membiasakan ke masjid adalah hatinya tergantung / terhubung dengan masjid sejak dia keluar dari masjid hingga dia kembali lagi ke masjid.

Makna lainnya adalah sangat mencintai masjid atau selalu berjamaah shalat lima wktu di masjid.

Makna lainnya adalah berusaha meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan positif dan memperhatikan kebaikan masjid. 

Rabu, 15 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 7403 Doa memasuki suatu daerah

  

٧٤٠٣ــ لَوْ أَنَّ  أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ (ه) عن خولة بنت حكيم (ح)ـ

7403- Apabila salah seorang dari kalian memasuki suatu tempat kemudian benar-benrar membaca doa: (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ) aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, maka dengan demikian tidak akan ada yang bisa membahayakannya di tempat tersebut sehingga ia pergi dari tempat tersebut. (HR. Ibnu Majah dari Khaulah binti Hakim. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 7403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7403.

=

Sunan Ibnu Majah Hadits Nomor 3887

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ وَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ (ابن ماجه) عن جابر بن عبد الله (صحيح)ـ

          Artinya: Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam. (HR. Ibnu Majah (3887) dari Jabir bin Abdillah. SHAHIH)

Jaami`ush Shaghiir 1588 Doa pagi sore dan agar terhindar dari binatang buas

  

١٥٨٨ــ أَمَا إِنَّهُ لَوْقَالَ حِيْنَ أَمْسَى، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ مَاضَرَّهُ لَدْغُ عَقْرَبٍ حَتَّى يُصْبِحَ (ه) عن أبي هريرة (ح)ـ

          1588- Ingat sesungguhnya apabila ia mengucakkan di waktu sore (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakannya sengatan kalajengkin sampai pagi hari. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. HASAN)

          Sesungguhnya obat – obat ilahiyyah bermanfaat sebelum, pada saat, dan sesudah suatu penyakit menimpa seseorang. [1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1588. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1588.

Jaami`ush Shaghiir 1587 Doa di waktu sore (dan pagi) hari

  

١٥٨٧ــ أَمَا إِنَّكَ لَوْقُلْتَ حِيْنَ أَمْسَيْتَ، أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ، لَمْ تَضُرُّكَ (م د) عن أبي هريرة (صح)ـ

          1587- Ingat…sesungguhnya apabila kamu mengucapkan di waktu sore hari (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّمَاخَلَقَ) “Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya” maka tidak akan membahayakanmu (ciptaan Allah swt tersebut). (HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Maksud kalimat yang sempurna adalah kalimat yang tidak mengandung kekurangan, tidak mengandung cacat, tidak mengandung keraguan, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Kalimat sempurna tersebut adalah Al-Qur`an.

Dalam menjelaskan hadits ini Imam Munawi mengutip sebagian ayat surat Al-An`am ayat 115 berikut (وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (الأنعام:١١٥)ـ) artinya: Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Al-An`am ayat 115).[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1587. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1587.

=

مَن قالَ حينَ يمسي ثلاثَ مرَّاتٍ : أعوذُ بِكَلماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ من شرِّ ما خلقَ ، لم يضُرَّهُ حُمةٌ تلكَ اللَّيلةَ قالَ سُهَيْلٌ : فَكانَ أَهْلُنا تعلَّموها فَكانوا  يقولونَها كلَّ ليلةٍ فلُدِغَت جاريةٌ منهم فلم تجِدْ لَها وجعًا
الراوي : أبو هريرة | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح الترمذي 
الصفحة أو الرقم : 3604 | خلاصة حكم المحدث : صحيح | انظر شرح الحديث رقم 40241

=

Selasa, 14 September 2021

Jaami`ush Shaghiir 8844 Berlindung kapada Allah swt

  

٨٨٤٤ــ مَنْ عَاذَ بِاللهِ فَقَدْ عَاذَ بِمَعَاذٍ (حم) عن عثمان وابن عمر (ح)ـ

          8844- Barangsiapa berlindung kepada Allah maka benar-benar telah berlindung kepada pelindung (yang sebenarnya). (HR. Ahmad dari Utsman dan Ibnu Umar. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 8844. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8844.

=

Surat An-Nahl ayat 98

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِي

          Artinya: Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl:98)

=

Minggu, 12 September 2021

Jaamiush Shaghiir 8954 Membaa Al-Mu`awwidzaat setelah shalat jum`at

  

٨٩٥٤ــ مَنْ قَرَأَ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمْعَةِ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد) و (قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ) وَ(قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ) سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعَاذَهُ اللهُ بِهَا مِنَ السُّوْءِ إِلَى الجُمْعَةِ الْأُخْرَى (ابن السني) عن عائشة (ض)ـ

          8954- Barangsiapa setelah shalat jumat membaca (surat al-ikhlash, al-falaq, dan an-naas) tujuh kali, maka Allah swt akan menjaganya dari keburukan sampai jum`at berikutnya. (HR. Ibnu Sunni dari Aisyah. DHAIF)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 8954. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8954.

Jaami`ush Shaghiir 6973 Minta perlindungan dengan Al-Mu`awwidzatain

  

٦٩٧٣ــ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنَ الْجَانِّ وَعَيْنِ الْإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتْ المُعَوِّذَتَانِ، فَلَمَّا نَزَلَتْ أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَاسِوَاهُمَا (ت ن ه) والضياء عن أبي سعيد(صح)ـ

          6973- Beliau mohon perlindungan (kepada Allah swt) dari gangguan jin dan mata manusia sampai turun dua surat al-mu`awwidzatain, maka setelah turun, beliau mengambilnya dan meninggalkan yang selain keduanya. (HR. Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah dan Dhiyaa dari Abi Sa`id. SHAHIH)

          Hadits ini menunjukan keutamaan dan kecukupan surat al-mu`awwidzatain untuk mohon perlindungan kepada Allah swt dari semua keburukan.[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 6973. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6973. Tirmidzi 2058

=

 

قَالَ { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ }  والمَعُوذَتَيْنِ، حين تُمْسِي وَحين تُصْبِحُ ثلاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ (ابو داود: ٥٠٨٢، الترمذى:٣٥٧٥) (حسن)ـ

          Nabi bersabda, Bacalah (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) surat Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Surat Al-Falaq dan An-Nas) ketika sore hari dan ketika pagi hari tiga kali maka akan mencukupimu dari segala sesuatu. (HR. Abu Dawud (5082) dan At-Tirmidzi (3575). SHAHIH)